Tim Bola Voli AASG Didampingi LSM JAKPRO Resmi Laporkan Panitia Turnamen Bhayangkara Cup ke Polsek Sukapura Akibat Permasalahan Pemain Bon

Sukapura, Probolinggo – Pertandingan final turnamen bola voli Bhayangkara Cup yang digelar di lapangan Primkoppol Rest Area Sukapura, Kabupaten Probolinggo, berakhir dengan kontroversi. Tim Alap-Alap Sambinongko (AASG) yang diwakili oleh Agung P dari Desa Gemito, Kecamatan Sumber, dengan didampingi oleh LSM JAKPRO, secara resmi melaporkan panitia turnamen ke Polsek Sukapura pada Kamis (19/9/2024).

Laporan tersebut dibuat setelah pertandingan final yang berlangsung pada Selasa (17/9/2024) sekitar pukul 23.00 WIB antara Tim AASG (Gemito) dan Tim Bukit Sayur (Sariwani) berakhir dengan perselisihan. Perselisihan ini muncul akibat dugaan pelanggaran regulasi yang dilakukan oleh panitia terkait penggunaan pemain bon oleh Tim Bukit Sayur.

 

Menurut Agung P, tim lawan menggunakan pemain yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh panitia dalam pasal 4 ayat (1), (2), serta pasal 10 ayat (1). “Panitia sendiri melanggar peraturan yang mereka buat,” ujar Agung. Akibat dari masalah tersebut, pertandingan yang seharusnya menjadi puncak dari turnamen bola voli itu harus dihentikan di tengah jalan.

 

Meski pertandingan telah dihentikan, hingga kini pihak panitia penyelenggara belum memberikan kejelasan terkait kelanjutan atau keputusan mengenai pertandingan final tersebut. Situasi ini memaksa Agung P, bersama LSM JAKPRO yang diketuai oleh Badrus Seman, untuk melaporkan peristiwa ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Sukapura.

 

Kanit Reskrim Polsek Sukapura, Aipda Dadang, membenarkan bahwa laporan telah diterima oleh pihak kepolisian. “Kami telah menerima pengaduan dari pihak AASG dan akan segera menindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku,” kata Aipda Dadang.

 

Badrus Seman, Ketua LSM JAKPRO, menyampaikan harapannya agar ada kejelasan dan transparansi dari panitia terkait masalah ini. “Kami berharap panitia dapat memberikan penjelasan resmi dan menyelesaikan masalah ini dengan adil. Jangan sampai kecurangan dalam turnamen seperti ini merusak semangat sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi dalam olahraga,” tegas Badrus.

 

Turnamen Bhayangkara Cup yang digelar dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ini awalnya berjalan lancar dan meriah, namun insiden yang terjadi di babak final ini telah mencoreng semangat kompetisi yang diharapkan dari ajang tersebut. Masyarakat yang menyaksikan pertandingan pun berharap agar masalah ini segera mendapatkan solusi yang tepat, sehingga ajang serupa di masa depan dapat berlangsung tanpa hambatan serupa.

 

**Bersambung…**

 

_Pewarta: Edi D/Red/_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *