Patrolihukum.net — PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menargetkan untuk menguasai teknologi utama dalam pengembangan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE) buatan dalam negeri, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan militer Indonesia. Direktur Utama PT DI, Gita Amperiawan, menjelaskan bahwa penguasaan teknologi kunci sangat krusial untuk kesuksesan proyek ini.
“Beberapa teknologi utama yang menjadi fokus kami mencakup material komposit, kontrol penerbangan, telemetri datalink, sistem integrasi persenjataan, dan integrasi propulsi, termasuk perangkat lunak yang mendukungnya,” ujar Gita dalam pernyataannya kepada ANTARA, Jumat di Jakarta.
Pengembangan PTTA MALE dalam negeri ini merupakan bagian dari 10 program prioritas industri pertahanan nasional yang dirintis sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo dan dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam rapat koordinasi Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) akhir Oktober lalu, PT DI ditunjuk sebagai koordinator utama (lead integrator) untuk proyek PTTA MALE.
Letjen TNI Purn. Yoedhi Swastanto, Ketua Tim Pelaksana KKIP, menegaskan bahwa penguasaan teknologi kunci harus dilakukan secara efisien, baik dari segi anggaran maupun kemampuan industri dalam negeri. Menurutnya, pengembangan PTTA MALE harus dilakukan dengan melibatkan konsorsium industri pertahanan nasional yang sudah ada.
Dalam rapat tersebut, Gita Amperiawan memaparkan bahwa PTTA MALE Elang Hitam (EH-1B) akan menjadi dasar pengembangan pesawat kombatan buatan dalam negeri. Uji terbang PTTA MALE EH-1B rencananya akan dilakukan di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Madiun, setelah persiapan teknis dan anggaran memadai.
Proyek Elang Hitam sendiri dimulai pada 2015 melalui kolaborasi beberapa instansi, termasuk Kementerian Pertahanan, TNI AU, Institut Teknologi Bandung, PT Len Industri, dan BPPT (sekarang BRIN). Konsorsium ini sempat meluncurkan rangka (airframe) PTTA MALE Elang Hitam pada 2019 di Hanggar PT DI, Bandung.
Namun, proyek ini mengalami penundaan setelah BRIN pada 2020 memutuskan untuk mengalihkan pengembangan Elang Hitam ke versi sipil, menyusul tantangan dalam penguasaan teknologi kunci dan gagalnya uji terbang pada 2021. Pada Oktober 2024, KKIP akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pengembangan PTTA MALE versi kombatan, dengan PT DI sebagai pemimpin proyek.
Diharapkan dengan adanya penguasaan teknologi utama dan pengembangan PTTA MALE buatan dalam negeri, Indonesia dapat mandiri dalam industri pertahanan, khususnya dalam bidang pesawat tanpa awak berkemampuan tinggi.
(Pewarta: Edi D/Red/*)