Kayopan Agung Hari Raya Karo di Desa Wonokerso: Tayub Sakral dan Doa Bersama untuk Menghormati Leluhur

Probolinggo – Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, kembali menggelar perayaan Kayopan Agung Hari Raya “Karo” yang berlangsung dengan penuh khidmat dan kesakralan. Acara yang digelar pada Selasa (20/8/2024) pagi ini menjadi momen penting bagi masyarakat Desa Wonokerso untuk merayakan tradisi turun-temurun sekaligus menghormati para leluhur mereka.

Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Wonokerso ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Romo Dukun Sumartap. Dalam prosesi doa tersebut, Romo Dukun Sumartap tidak hanya mendoakan keselamatan dan kesejahteraan warga desa, tetapi juga memanjatkan harapan agar leluhur mereka senantiasa memberikan perlindungan dan berkah bagi seluruh masyarakat.

Acara doa bersama ini turut dihadiri oleh Kepala Desa Wonokerso, Karwoto, yang didampingi oleh jajaran pemerintah desa setempat. Kehadiran tokoh agama, tokoh masyarakat, serta warga Desa Wonokerso juga menambah kekhidmatan acara ini. Mereka semua berkumpul dengan satu tujuan, yakni menghormati warisan leluhur yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya desa.

Setelah prosesi doa, perayaan dilanjutkan dengan pertunjukan Tayub Sakral. Tayub, yang merupakan tarian tradisional Jawa, kali ini dihadirkan dalam nuansa sakral sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. Dalam pertunjukan tersebut, para penari yang terdiri dari warga setempat dengan khusyuk membawakan gerakan yang penuh makna, seolah-olah menghubungkan dunia nyata dengan dunia spiritual. Penonton yang hadir menyaksikan dengan takzim, merasakan getaran spiritual yang kuat dari setiap gerakan penari.

Kepala Desa Wonokerso, Karwoto, saat ditemui media ini sesuai acara menyampaikan bahwa perayaan Karo ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah diberikan kepada masyarakat Desa Wonokerso. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga tradisi dan kebudayaan lokal agar tetap lestari di tengah arus modernisasi yang semakin kuat.

“Kayopan Agung Hari Raya Karo ini bukan sekadar perayaan, melainkan momen untuk kita semua merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh leluhur kita. Dengan menjaga tradisi ini, kita menjaga identitas kita sebagai masyarakat yang memiliki akar budaya yang kuat,” ujar Karwoto.

Perayaan Hari Raya Karo di Desa Wonokerso menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat setempat masih memegang teguh tradisi leluhur mereka. Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antarwarga, tetapi juga sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara mereka. Keberlangsungan tradisi seperti ini diharapkan dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Reporter: Edi D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *