Morut Sulteng – Patroli Hukum Net, masyarakat desa Bunta kecamatan Petasia Timur kabupaten Morowali Utara menjadi resah dan gelisah bila musim banjir tiba. Sebelum perusahaan tambang masuk, banjir didesa Bunta tidak berlangsung lama dan aktivitas masyarakat berjalan normal saja, karena aliran sungai Lampi tetap berjalan lancar dan air pun cepat surut . Dulu jika musim banjir besar datang, hanya satu kali dalam kurun waktu lima (5) tahun, tetapi sekarang jika tiba musim hujan desa Bunta jadi langganan banjir. Sekarang desa Bunta banjir dua ( 2) kali dalam satu tahun.
Muncul Pertanyaan Apa Penyebab Desa Bunta Selalu Langganan Banjir??

Mencermati kondisi desa Bunta yang selalu langganan banjir setiap musim hujan, masyarakat desa’ Bunta saatnya angkat bicara , bahwa penyebab desa Bunta selalu langganan banjir setiap tahun, karena PT SEI dan PT GNI Menimbun Sungai Lampi / Lamoito, ” ungkap ketua Perkumpulan Pemilik Lahan Sawit ( PPLS ) desa Bunta, ” Abdul Hamid dengan nada lantang. Benar pak, saya telah menyaksikan sendiri dilokasi orang – orang Cina sedang melakukan penimbunan Sungai Lampi/ Lamoito menggunakan alat berat ekscavator, ” tandas Hamid nada geram.
Lanjut dia, pada hari ke dua, saya ajak teman dua orang Adi Lagonda dan Alex Tanduwo tepatnya ( 15 -11/ 2021) terang Hamid singkat. Keesokan harinya, kasus ini kami laporkan ke pemda Morut melalui Dinas Lingkungan Hidup turun lokasi terkait Sungai yang ditimbun. Pihaknya turun disekitaran perkebunan PT ANA tidak dititik Sungai yang ditimbun oleh perusahaan. kemudian mengecek sawah di Matabolo yang teredam banjir. Pertanyaan kenapa dinas Lingkungan Hidup Segan menegur ke dua perusahaan tersebut.
Pihaknya sangat menyesalkan kenapa pihak pemerintah daerah tidak ada tindakan terkait penimbunan Sungai Lampi / Lamaito tersebut , ” beber Hamid. Lanjut dia, Sungai Lampi yang ditimbun pihak perusahaan kurang lebih lebar 70 –80 meter dengan kedalaman 12–15 meter, menggunakan material batu gajah ukuran besar , ” tandasnya. Salah satu tujuan penimbunan Sungai Lampi tersebut, adalah untuk memperluas areal Stock File dan pembuatan jalan Hoaling , ” pungkas Hamid.
Hal senada dipaparkan warga trans desa Bunta, ” Wahono membenarkan, bahwa perusahaan telah menimbun alur Sungai Lampi, lalu diatasnya di pasang gorong – gorong dan kontener, ” tutur Wahono sambil geleng – geleng kepala. Dia menjelaskan, pemasangan gorong- gorong jauh lebih tinggi di atas alur sungai Lampi, sementara’ rumah warga trans berada posisi yang rendah jelaslah banjir pak, ” imbuhnya.
Pemasangan gorong -gorong dan kontener tersebut sangat tidak efektif seharusnya dibangun jembatan agar akses aliran Sungai Lampi itu, berjalan lancar dan normal. Untuk itu kami masyarakat meminta solusi pihak pemda Morut baik eksekutif, legislatif dan pihak aparat penegak hukum dapat meninjau dan mengevaluasi kembali terkait penimbunan alur Sungai Lampi dari pihak perusahaan terhadap dampak banjir , ” ujar Wahono.
Dampak banjir tersebut, aktivitas masyarakat lumpuh total dan roda perekonomian pun ikut lumpuh, termasuk alat transportasi kendaraan masyarakat roda dua dan roda empat mengalami kerusakan yang sangat fatal . Solusi yang tepat bagi kami warga masyarakat trans desa Bunta adalah, Normalkan Kembali Akses Alur Sungai Lampi agar kami bisa beraktivitas dan tidak ketergantungan dengan bantuan dari pemerintah tutupnya.
Pihak perusahaan PT SEI dan PT GNI dikonfirmasi terkait penimbunan Sungai Lampi/ Lamaito yang menimbulkan banjir desa Bunta tidak ada tanggapan.
LP. Red/tim