Jakarta – Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri akhirnya angkat bicara terkait gejolak internal di tubuh Pertamina yang mencuat ke publik dalam beberapa hari terakhir.
Dalam keterangannya, Simon mengungkapkan bahwa ia sengaja menghindari sorotan publik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) membongkar dugaan korupsi tata kelola minyak yang melibatkan sejumlah petinggi Pertamina. Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/3).

“Pada awal konferensi pers dari Kejaksaan Agung, kami menghormati proses hukum dan fakta yang ditemukan. Saya memilih untuk tidak muncul agar tidak memperkeruh suasana,” ujar Simon.
Menurutnya, jika ia langsung tampil ke hadapan publik, bisa timbul kesan bahwa ia sedang membela diri terhadap kasus yang masih dalam penyelidikan. Oleh karena itu, ia memilih menunggu hingga Kejaksaan Agung mengungkap fakta-fakta yang ada, sembari melakukan evaluasi internal.
Minta Maaf ke Publik dan Janji Perbaikan
Setelah Kejaksaan Agung mengungkap kasus ini, Pertamina menggelar konferensi pers untuk menyampaikan permintaan maaf kepada publik. Simon menegaskan bahwa meskipun peristiwa ini terjadi sebelum dirinya menjabat sebagai Dirut, ia tetap bertanggung jawab atas kondisi perusahaan saat ini.
“Sebagai pimpinan yang diberi amanah saat ini, ini adalah tanggung jawab saya juga. Saya hadir untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas kejadian ini yang tentunya sangat berdampak pada kepercayaan publik terhadap Pertamina,” kata Simon.
Ia juga berkomitmen untuk bekerja keras membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina.
“Kami mohon kesempatan untuk membuktikan kerja keras kami agar kembali mendapatkan kepercayaan dan kebanggaan masyarakat,” tambahnya.
Apresiasi dari IMO-Indonesia
Sikap terbuka dan transparan yang ditunjukkan Simon mendapat apresiasi dari Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia, Yakub F. Ismail. Ia menilai, kejujuran Simon menunjukkan kualitas kepemimpinan yang bertanggung jawab dan tidak mencampuradukkan kepentingan pribadi dengan urusan publik.
“Justru inilah yang kita butuhkan. Kualitas pemimpin seperti ini yang harus diapresiasi,” ujar Yakub.
Yakub menegaskan bahwa IMO-Indonesia siap mendukung langkah Simon dalam melakukan evaluasi dan perbaikan internal di tubuh Pertamina.
“Insya Allah kami siap membersamai beliau dalam upaya memulihkan citra dan kinerja Pertamina,” tutupnya.
(Edi D/**)