patrolihukum, Tangerang – Aipda Ikrar Dinata Bhabinkamtibmas Desa Sukamulya Polsek Balaraja Polresta Tangerang yang memiliki inovasi dalam pembinaan petani dengan mengubah cara pengolahan lahan sehingga petani dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil pertaniaannya.
Aipda Ikrar mengatakan inovasi yang dilakukan dalam melakukan pembinaan terhadap petani di desa binaannya. “Inovasi tersebut muncul ketika saya melaksanakan warung Bhabinkamtibmas Kapolda Banten untuk belanja masalah, dan saya ingin mengerakan Kelompok Tani agar bermanfaat buat lingkungan sekitarnya dan bisa memperdayakan Orang Kampung dan warga sekitar serta Bhabinkamtibmas bisa besrsosialisasi dgn warga agar Lebih dekat Tanpa Ada Jarak,” katanya.
Ikrar menjelaskan pertanian yang dikembangkannya adalah agro tani tunas harapan atau berupa sayuran. “Diversifikasi sayuran yang dibudayakan adalah sayuran yang berumur 18 hari sampai dengan 30 hari seperti Kangkung, bayam dan Bawang Merah dan lainnya, yang ditanam di Lahan Argo Tani Tunas harapan dengan luas 6.550 M milik bapak Obet dan sebagian tanah Wakaf dari warga,” ujarnya.
Setelah berhasil menanam tanaman tersebut diatas Ikrar menyatakan varian tanaman dikembangkan menjadi beberapa jenis tanaman. “Setelah berhasil menanam kangkung, bayam dan bawang merah kami juga mengembangkan jenis sayuran lainnya seperti Kacang Tanah, Timun, Cabe, Sesin, Pare, Pepaya, dan Terong,” jelas Ikrar.
Ikrar mengatakan dari belanja masalah melalui Warung Bhabinkamtibmas didapatkan permasalahan ekonomi, pengangguran dan lapangan pekerjaan. “Setelah berbincang-bincang dengan warga melalui Warung Bhabinkamtibmas, warga menyampaikan permasalahan yang sedang mereka alami masalah Ekonomi dan Ketahan pangan. Mau cari pekerjaan sulit dan banyak pengangguran serta kemarau panjang sehingga lahan sawah yang dimiliki tidak produktif hanya mengandalkan air hujan untuk menanam padi atau sawah tadah hujan,” ucapnya.
Selanjutnya Warga bersepakat untuk bekerjasama dalam pemecahan masalah ini yaitu dengan menanam tanaman Palawija atau sayur-sayuran. “Dari hasil belajar secara otodidak saya mengajak warga untuk melakukan diversifikasi tanaman sehingga tidak hanya mengandalkan satu jenis tanaman saja yaitu jenis padi saja dan sekarang warga yang tergabung dalam kelompok Agro Tani Tunas Harapan mengembangkan budi daya tanaman tersebut dengan peningkatan pendapatan tani sebesar 70% seperti Panen bulan lalu Bawang Produktivitas: 2.5 ton / 0.25 hektar Harga Jual: Rp. 20.000/kg – 30.000 ribu Pendapatan Rp. 60 Juta, Biaya Produksi (20%): Rp. 10.000.00, Keuntungan Bersih Rp. 40-50 Juta” tutur Ikrar.
Ikrar mengatakan bahwa terdapat keraguan saat akan memulai kegiatan tersebut. “Awalnya ada keraguan terkait masalah penjualan tapi setelah di kerjakan dan hasilnya bagus serta diberi motivasi secara pelan-pelan alhamdulillah para petani setuju,” katanya.
Ikrar menjelaskan dalam melakukan pertanian terdapat beberapa kendala pendukung lainnya. “Kendalanya yaitu cara membeli bahan bakar, masalah Air irigasi tidak bisa masuk ke Area pertanian dan hanya mengandalkan sumur Bor yang terbatas dan belum terdapat kolam penampung Air, masih menggunakan alat tradisional seperti pacul dan blm punya Alat bajak Traktor buat sawah basah, selama ini alhamdulillah msh Normal masalah pupuk asal mau mengikuti presdur teknis pengambilan yg sudah d atur oleh Dinas pertanian, Hasil tanam belum maksimal dengan kebutuhan pasar,” jelasnya.
Ikrar berharap pada dunia pertanian untuk terus maju dan berkembang agar menghasilakan produk Ketahanan Pangan yang baik berstandar Nasional. “Saya berharap agar selalu di Motivasi dan diperhatikan dan di beri penyuluhan Peningkatkan SDM tentang cara bertanam yg baik dan benar oleh dinas pertanian. Agar pertanian setempat bisa menghasilakan produk Ketahanan Pangan yg baik standar Nasional dan sangat pengharapakan peran aktif antara pemeritahan dan petani,” harapnya.
Ikrar juga berharap kepada Bhabinkamtibmas lainnya agar memiliki inovasi untuk masyarakat. “Untuk rekan Bhabinkamtibmas selalu semangat dalam melayani dan membuat bahagia masyarakat agar bisa lebih dekat tanpa ada jarak karena banyak warga yang masih takut melihat polisi yang berada di pedesaan,” tutupnya (Bidhumas).