Lamongan — Skandal perselingkuhan oknum guru SDN 7 Babat berinisial RN (Roni) kembali mengguncang dunia pendidikan Lamongan. Namun kali ini, bukan hanya tindakan bejat sang guru yang menjadi sorotan, tetapi juga dugaan “kong kalikong” di internal sekolah serta sikap Kapolsek Babat yang disebut-sebut selalu menghindar saat dimintai keterangan. Situasi ini membuat DPD Lembaga Investigasi Negara (LIN) 16 Jawa Timur benar-benar geram.
Kasus bermula dari temuan Agus, suami korban Hetty, yang memergoki percakapan panas dan tidak pantas antara istrinya dan RN di DM TikTok pada 24 November 2025. Ini bukan kejutan pertama — komunikasi melalui WhatsApp yang sebelumnya sudah mencurigakan berubah menjadi hubungan gelap yang semakin vulgar dan terencana. Setelah ketahuan, kedua pelaku justru berpindah platform agar tetap dapat mempertahankan hubungan terlarang tersebut.

Ketika diinterogasi, Hetty akhirnya mengaku bahwa hubungan intim telah terjadi berkali-kali di perumahan milik RN. Namun RN tampil bak “pahlawan kesiangan” — menyangkal, menantang, dan bersikap seolah tidak tersentuh aturan apa pun. Sikap yang dinilai arogan dan melecehkan martabat profesi guru.
Sekolah Dinilai Terlalu Tenang — Ada Apa?
Yang membuat publik makin muak adalah dugaan diamnya pihak sekolah. RN tetap mengajar seperti biasa, tanpa terlihat adanya tindakan cepat dari kepala sekolah. Masyarakat menilai ada aroma pembiaran bahkan perlindungan terhadap oknum guru tersebut.
DPD LIN 16 Jatim menyebut kondisi ini sebagai indikasi permainan gelap.
“Ini bukan sekadar skandal pribadi. Jika sekolah seolah menutup mata, berarti ada yang harus dibongkar. Jangan-jangan ada yang sengaja melindungi,” tegas Ketua DPD LIN Jatim, Markat NH, dengan suara meninggi.
Kapolsek Babat Dinilai Menghindar
Kekecewaan masyarakat semakin memuncak ketika muncul dugaan bahwa Kapolsek Babat selalu menghindar setiap dimintai klarifikasi terkait laporan Agus.
Beberapa upaya konfirmasi dari masyarakat dan pihak LIN disebut tidak mendapat respons yang layak.
“Kami sudah mencoba meminta keterangan secara baik-baik, tapi Kapolsek seperti menghilang. Ini sangat tidak profesional! Ada apa? Kenapa terkesan takut berbicara?” kritik Markat secara keras.
Sikap ini membuat publik bertanya-tanya:
Apakah kasus ini sengaja diperlambat? Apakah ada yang tidak ingin skandal ini naik ke permukaan?
UPTD: Menjanjikan Sanksi, Publik Masih Ragu
Kepala UPTD Pendidikan Lamongan, Wasis Wicaksono, akhirnya memberikan pernyataan resmi. Ia menegaskan bahwa RN akan diproses dan berpotensi diberhentikan dari jabatannya. Namun masyarakat menilai respons itu datang terlambat, baru muncul setelah tekanan publik dan desakan dari LIN kian membesar.
DPD LIN 16 Jatim: Turun ke Lapangan, Siap Gelar Aksi Besar
DPD LIN 16 Jawa Timur menyatakan telah membentuk tim khusus untuk mengusut skandal ini sampai ke akarnya. Tak hanya RN yang akan dipantau, tetapi juga kepala sekolah, pihak UPTD, dan aparat kepolisian yang dinilai tidak transparan.
Markat NH memastikan bahwa mereka siap menggelar aksi damai besar-besaran di Lamongan apabila kasus ini tidak segera masuk tahap proses hukum dan etik yang jelas.
“Kami tidak akan membiarkan dunia pendidikan dipermalukan oleh tindakan amoral dan permainan busuk seperti ini. Kalau aparat tidak bergerak, kami yang akan mendorong!” tegas Markat.
Citra Dunia Pendidikan Dipertaruhkan
Kasus ini menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan Lamongan. Seorang guru yang seharusnya menjadi panutan justru menjadi pusat skandal. Kepala sekolah yang seharusnya bertindak tegas justru dianggap pasif. Aparat yang seharusnya sigap malah dinilai menghindar.
Masyarakat kini bertanya:
Masihkah dunia pendidikan aman jika oknum seperti ini dibiarkan?
Masihkah hukum berjalan jika aparat enggan bersuara?
Publik menuntut satu hal:
Tuntaskan kasus ini tanpa tebang pilih. Siapa pun yang terlibat dalam pembiaran, harus ikut bertanggung jawab.
DPD LIN 16 Jatim memastikan tidak akan mundur selangkah pun sampai keadilan benar-benar ditegakkan.
Lamongan kini menunggu —
apakah keadilan akan menang, atau skandal ini akan kembali dikubur seperti kasus-kasus sebelumnya?














