Published: Edi D

Patrolihukum.net — Sebagai bagian dari pengembangan jet tempur masa depan Angkatan Udara Kerajaan Inggris, proyek Tempest telah mengadopsi pendekatan inovatif dengan mendaur ulang suku cadang dari pesawat tempur lama PANAVIA Tornado. Inisiatif ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya strategis, mengurangi biaya produksi, serta meningkatkan kemandirian industri pertahanan Inggris.
Melalui program ini, komponen dari pesawat yang telah dinonaktifkan diproses dan digunakan kembali dalam pembuatan sistem udara tempur baru. Salah satu pengujian kunci dalam proyek ini melibatkan bilah kompresor mesin Tornado yang didaur ulang menjadi kerucut hidung dan bilah kompresor mesin Orpheus, sebuah desain eksperimental Rolls-Royce dalam program Future Combat Air System (FCAS).
Setelah diuji pada mesin eksperimental, kerucut hidung hasil daur ulang melewati pemeriksaan keselamatan dan kinerja, membuktikan bahwa pendekatan ini layak diterapkan dalam pengembangan Tempest. Keberhasilan ini juga menegaskan bahwa industri pertahanan Inggris dapat mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan global dan meningkatkan efisiensi produksi pesawat tempur masa depan.
Menteri Pertahanan Inggris, Maria Eagle, menyambut baik keberhasilan ini. “Dengan bekerja sama dengan mitra industri utama, kami dapat menghemat biaya, mengurangi ketergantungan impor, dan memastikan Angkatan Bersenjata memiliki peralatan terbaik,” ujarnya.
Pengembangan Tempest dilakukan oleh Team Tempest, sebuah konsorsium yang terdiri dari Kementerian Pertahanan Inggris, BAE Systems, Rolls-Royce, Leonardo, dan MBDA UK. Jet tempur generasi keenam ini dirancang untuk menggantikan Eurofighter Typhoon mulai tahun 2035 dan akan dilengkapi teknologi mutakhir dalam sensor, sistem senjata, dan propulsi.
Salah satu fitur utama Tempest adalah desain siluman canggih yang dikombinasikan dengan teknologi manufaktur aditif. Pendekatan ini memungkinkan struktur yang lebih ringan dan tahan lama, dengan lebih sedikit komponen yang bergerak, sehingga mengoptimalkan aerodinamika dan mengurangi jejak radar.
Selain itu, Tempest juga dirancang untuk mampu beroperasi dalam lingkungan perang elektronik modern, termasuk memiliki sistem kecerdasan buatan (AI) canggih, komunikasi berbasis data link yang aman, serta kemampuan tempur tanpa awak. Dengan semua inovasi ini, Inggris berharap Tempest akan menjadi salah satu jet tempur paling canggih di dunia dan memperkuat posisinya dalam industri pertahanan global. (***)