Patrolihukum.net — Pasukan Rusia tidak lagi bertempur sendirian dalam perjuangan mereka di Ukraina. Serangan rudal besar-besaran terhadap kota Kyiv dan Kharkiv pada tanggal 2 Januari mengungkapkan kolaborasi yang semakin erat antara Rusia dengan China, Iran, dan Korea Utara. Senjata dan teknologi dari ketiga negara tersebut telah memberikan kekuatan tambahan kepada Moskow, merusak upaya Barat untuk mengisolasi Rusia dan merugikan Ukraina.
Sejak invasi Rusia pada tahun 2022, ketiga negara tersebut telah menjadi pendukung penting bagi mesin perang Rusia di Ukraina. Rusia telah mengerahkan ribuan drone rancangan Iran, sementara China telah meningkatkan pembelian minyak dan gas Rusia, serta menyediakan teknologi perang yang vital. Korea Utara juga telah menyumbangkan rudal balistik dan amunisi ke Rusia.
Kolaborasi ini bukanlah perkembangan baru, namun perang telah mempercepat pendalaman hubungan ekonomi, militer, politik, dan teknologi antara keempat negara tersebut. Dukungan dari China, Iran, dan Korea Utara telah memperkuat posisi Rusia di medan perang, menciptakan poros baru pergolakan yang mengubah lanskap geopolitik secara mendasar. Upaya bersama mereka tidak hanya merugikan Ukraina, tetapi juga menghadirkan tantangan baru bagi kepentingan Amerika dan sekutunya di panggung global. (**)