Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Kabar Viral

Polemik Pengelolaan Lahan Perhutani di Sumber: Ketidakadilan Kebijakan Tanam Kentang antara Desa Wonokerso dan Ledokombo

badge-check


					Polemik Pengelolaan Lahan Perhutani di Sumber: Ketidakadilan Kebijakan Tanam Kentang antara Desa Wonokerso dan Ledokombo Perbesar

Patrolihukum.net // Sumber, Probolinggo – Polemik mengenai pengelolaan lahan Perhutani di Kecamatan Sumber, khususnya di Desa Wonokerso, kembali mencuat. Warga desa tersebut mengungkapkan keluhan terkait ketidakadilan dalam aturan yang membatasi mereka untuk menanam sayur kentang di lahan yang mereka garap, sementara warga di Desa Ledokombo, yang hanya dipisahkan oleh sebuah sungai kecil, diperbolehkan untuk menanam kentang. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat tentang adanya perbedaan perlakuan terhadap dua desa yang berada dalam satu kecamatan dan kabupaten yang sama.

Pada Senin (28/4/25), sejumlah warga Desa Wonokerso yang menggarap lahan milik Perhutani dengan membayar biaya tahunan sebesar Rp300.000, merasa diperlakukan tidak adil. Mereka mengungkapkan keluhannya kepada media ini, dengan harapan ada solusi yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. “Kenapa hanya Desa Ledokombo yang boleh menanam kentang, sementara di sini, di Desa Wonokerso, tidak diperbolehkan?” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya. “Kami hanya meminta kesempatan untuk menanam kentang, yang bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup kami.”

Polemik Pengelolaan Lahan Perhutani di Sumber: Ketidakadilan Kebijakan Tanam Kentang antara Desa Wonokerso dan Ledokombo

Warga juga menyoroti kenyataan bahwa, meskipun kedua desa ini terpisah oleh sungai kecil, air hujan dari wilayah kedua desa tersebut mengalir ke curah/sungai yang sama. Menurut mereka, tidak ada alasan yang jelas mengapa hanya satu desa yang diperbolehkan untuk menanam kentang, sementara desa lainnya dilarang. Warga merasa bingung dan frustrasi karena aturan yang dianggap tidak adil ini semakin menyulitkan kehidupan mereka. “Kami hanya ingin bertani dengan hasil yang bisa dijual dan menghidupi keluarga kami. Tapi dengan kebijakan ini, kami merasa seperti dipersulit,” tambah warga lainnya.

Kepala Desa Wonokerso, yang juga menerima banyak keluhan dari warganya, menyatakan bahwa ia pun merasa bingung dengan kebijakan yang ada. “Saya sering menerima aduan dari warga saya tentang hal ini. Kami juga tidak mengerti mengapa wilayah di Desa Ledokombo bisa menanam kentang, sementara di sini tidak bisa. Padahal, air hujan dari kedua desa ini mengalir ke tempat yang sama,” jelasnya saat ditemui oleh media ini.

Pihak Perhutani yang diwakili oleh mantri perhutani wilayah tersebut memberikan penjelasan melalui pesan WhatsApp. Menurutnya, kebijakan mengenai larangan menanam kentang di Desa Wonokerso diberlakukan oleh Menteri karena alasan lingkungan, yakni mencegah terjadinya banjir di wilayah Kecamatan Dringu. “Saya kurang paham mengapa Desa Ledokombo bisa menanam kentang, karena saya hanya meneruskan kebijakan yang sudah ada sejak sebelum saya menjabat sebagai mantri di sini,” ungkap mantri tersebut.

Namun, jawaban ini tidak memuaskan banyak pihak, terutama warga yang merasa kebijakan tersebut tidak adil dan merugikan mereka. Mereka berpendapat bahwa jika satu wilayah tidak diperbolehkan menanam kentang karena alasan lingkungan, maka seharusnya kebijakan tersebut diterapkan secara merata di seluruh wilayah yang terpengaruh, termasuk Desa Ledokombo.

Polemik ini menarik perhatian banyak pihak, media ini berharap Pemerintah Kabupaten Probolinggo diharapkan dapat turun tangan untuk mencari solusi yang adil bagi masyarakat. Warga menginginkan adanya kesetaraan dalam pengelolaan lahan Perhutani, tanpa ada diskriminasi antar desa yang berada dalam wilayah yang sama. “Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Jika memang tidak boleh menanam kentang, maka seharusnya seluruh wilayah yang terpengaruh diberlakukan aturan yang sama,” pungkas seorang warga dengan harapan besar.

Media ini berencana untuk membawa masalah ini ke Pemkab Probolinggo agar bisa menemukan solusi yang tepat. Sementara itu, masyarakat berharap agar kebijakan yang ada bisa lebih berpihak pada mereka yang bergantung pada pengelolaan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

#PolemikLahanPerhutani #DesaWonokerso #DesaLedokombo #Probolinggo #Perhutani #Kentang #Masyarakat #KeberpihakanPemerintah

(Edi D/Red/**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Polisi Probolinggo Kota Tangkap Spesialis Bobol Alfamart di Tongas Kurang dari Sehari

28 April 2025 - 20:15 WIB

Polisi Probolinggo Kota Tangkap Spesialis Bobol Alfamart di Tongas Kurang dari Sehari

Desak Sekretaris Desa Dicopot, Ratusan Warga Desa Brangga Gelar Musdes Terkait Dugaan Penyalahgunaan Obat Terlarang

28 April 2025 - 17:56 WIB

Desak Sekretaris Desa Dicopot, Ratusan Warga Desa Brangga Gelar Musdes Terkait Dugaan Penyalahgunaan Obat Terlarang

Pasutri di Probolinggo Ditangkap Polisi, Terbukti Terlibat Kasus Curanmor di Kecamatan Leces

28 April 2025 - 16:50 WIB

Pasutri di Probolinggo Ditangkap Polisi, Terbukti Terlibat Kasus Curanmor di Kecamatan Leces

Oknum Bintara Ngerangkap Perampok Menjadi Ajang Dwi Fungsi Cari Duit Instant

28 April 2025 - 14:21 WIB

Oknum Bintara Ngerangkap Perampok Menjadi Ajang Dwi Fungsi Cari Duit Instant

Jangan Terprovokasi Hoaks!!! Operasi di Teluk Bintuni Fokus Pencarian Iptu Tomi S. Marbun, Bukan Kontak Senjata Masif

28 April 2025 - 13:15 WIB

Jangan Terprovokasi Hoaks!!! Operasi di Teluk Bintuni Fokus Pencarian Iptu Tomi S. Marbun, Bukan Kontak Senjata Masif
Trending di Kabar Viral