Published: Edi D
Patrolihukum.net — Pemerintah junta militer Myanmar kini mengalihkan perhatian pada kelompok tunawisma di Kota Mandalay, yang merupakan kota terbesar kedua di negara itu. Para tunawisma, yang sebelumnya tampak di banyak tempat umum seperti stasiun kereta api pusat, rumah sakit, taman, pasar, dan pusat perbelanjaan besar, kini tiba-tiba menghilang dari area-area tersebut. Warga setempat melaporkan bahwa patroli intensif yang dilakukan oleh pasukan junta militer telah menyebabkan penurunan signifikan dalam populasi tunawisma di kota tersebut.
Kabar mengejutkan muncul bahwa para tunawisma ini kini menjadi sasaran untuk mengisi daftar wajib militer, menggantikan anak-anak dari keluarga-keluarga kaya yang secara ilegal menghindari kewajiban militer melalui suap kepada pejabat junta militer. Keluarga-keluarga tersebut membayar sejumlah besar uang kepada pejabat untuk menghapus nama anak mereka dari daftar wajib militer, dengan jumlah suap yang berkisar antara K2 juta Kyat hingga K5 juta Kyat (sekitar $953 USD hingga $2.380 USD atau setara dengan Rp. 15,5 juta hingga Rp. 38,8 juta).
Junta militer Myanmar telah mengaktifkan kembali program wajib militer pada Februari tahun lalu, setelah serangkaian kekalahan yang mempengaruhi kapasitas pasukan mereka. Keputusan ini menambah tekanan besar bagi warga yang kini terjebak dalam situasi sulit, termasuk kelompok tunawisma yang menjadi korban dalam sistem yang semakin keras ini. (***)