Published:Edi D
Patrolihukum.net — Gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama 42 hari disambut gembira oleh warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, serta oleh masyarakat internasional yang berharap perdamaian dapat tercapai. Setelah lebih dari 15 bulan atau 472 hari pertempuran tanpa henti, yang menyebabkan lebih dari 47.035 warga Palestina, termasuk 30.000 perempuan dan anak-anak, menjadi syahid, masyarakat Gaza kini mulai merasakan secercah harapan.

Apa Makna Gencatan Senjata Ini?
Bagi warga Gaza, gencatan senjata ini menjadi titik terang setelah penderitaan yang panjang. Selama gencatan senjata, truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan yang selama ini mengantri di perbatasan Rafah kini mulai dapat memasuki Jalur Gaza. Bantuan ini membawa sedikit kelegaan bagi warga yang kelaparan dan kehilangan tempat tinggal.
Selain itu, gencatan senjata juga memfasilitasi pembebasan tawanan dan tahanan dari kedua belah pihak. Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, berhasil membebaskan tiga wanita tawanan Israel. Sebagai simbol balasan, Israel membebaskan 90 tahanan Palestina, termasuk 69 wanita dan 21 anak remaja laki-laki. Pembebasan ini menambah harapan akan adanya dialog dan perdamaian yang lebih nyata.
Namun, meski gencatan senjata membawa harapan, banyak warga Gaza yang kembali ke rumah mereka yang telah luluh lantak. Tidak sedikit rumah yang hancur dan tersisa hanya puing-puing. Dalam kondisi yang penuh duka ini, mereka mulai mencari jenazah keluarga mereka yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. Diperkirakan ada sekitar 10.000 jenazah yang masih terkubur, menunggu untuk dimakamkan dengan layak.
Gencatan senjata ini membuka lembaran baru bagi Palestina, meski jalan menuju perdamaian yang abadi masih panjang dan penuh tantangan. Masyarakat dunia kini berharap agar situasi ini tidak hanya membawa gencatan senjata sementara, tetapi juga membuka pintu untuk perdamaian yang sejati. (***)