Probolinggo, Jatim – Dalam euforia kemenangan pemilihan, suasana di depan kediaman Lora Fahmi dipenuhi oleh relawan, alumni, dan tim pemenangan yang telah setia mendampinginya. Setelah angka quick count menunjukkan kemenangan pasangan SAE, mereka berkumpul untuk memberikan ucapan selamat kepada sang pemimpin terpilih.
Namun, momen bahagia itu berubah menjadi penuh haru ketika Lora Fahmi keluar dari kediamannya dengan raut wajah yang terlihat sedih. Dengan pakaian rapi, beliau menemui para pendukungnya, tetapi tidak menunjukkan ekspresi kebahagiaan seperti yang diharapkan banyak orang.
Salah seorang pendukung pertama yang menyalaminya berkata, “Selamat atas kemenangan panjenengan, Kiai.”
Namun, jawaban Lora Fahmi justru membuat suasana hening dan penuh keharuan. Dengan nada lirih, beliau menjawab:
“Bukan selamat, tapi Innalillah. Ini amanah, ini tanggung jawab yang sangat berat bagi saya. Kalau saya tidak bisa memenuhi janji-janji saya, kalau saya tidak bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat Probolinggo, maka saya yang akan diadzab oleh Allah di Akhirat.”
Ucapan tersebut membuat semua yang hadir terdiam dan meneteskan air mata. Aura kesederhanaan dan tanggung jawab yang terpancar dari kata-kata beliau semakin mengukuhkan sosoknya sebagai pemimpin yang rendah hati dan penuh kesadaran akan beratnya tugas yang diembannya.
Pesan Sang Ibu
Menurut salah satu sumber terpercaya, Gus Bebe, momen emosional tersebut tidak lepas dari pesan yang diterima Lora Fahmi sebelum keluar menemui para pendukungnya. Sang ibunda, yang saat itu tengah menjalankan ibadah umrah di Mekah, menelepon dan memberikan pesan penting.
Dalam percakapan tersebut, sang ibunda mengingatkan Lora Fahmi untuk menjadikan tiga tokoh besar Islam, yakni Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz, dan Muhammad Al-Fatih, sebagai teladan dalam kepemimpinannya. Pesan itu tidak hanya memberikan kekuatan moral, tetapi juga tanggung jawab besar untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi Kabupaten Probolinggo.
Jabatan Sebagai Amanah
Kisah ini menjadi pengingat bagi semua bahwa jabatan bukanlah sekadar kehormatan, melainkan amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Seperti yang disampaikan dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatihi” (Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya)” (HR. Muslim).
Dengan sikap rendah hati, doa, dan dukungan dari masyarakat, diharapkan kepemimpinan Lora Fahmi mampu membawa Probolinggo menjadi daerah yang lebih maju, sejahtera, dan religius.
Selamat mengemban amanah, Lora Fahmi. Semoga selalu berada dalam ridha Allah SWT dan mampu menapaki jejak para pemimpin besar Islam yang menjadi inspirasinya.
Penulis: Pecinta Ulama
Published: Edi D/Red/*