Probolinggo, Patrolihukum.net — Kontingen Pondok Pesantren Ainul Hasan, Wonorejo, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, berhasil menjadi sorotan nasional setelah menunjukkan dominasi kuat pada Kejuaraan Nasional Pencak Silat Pagar Nusa Bintang Trisula Cup X Tahun 2025. Ajang bergengsi yang berlangsung di GOR Ken Arok, Malang, pada 13–16 November 2025 itu menjadi saksi bagaimana para santri mengukir prestasi gemilang.
Total, para atlet muda ini membawa pulang lima gelar Juara I, satu Juara II, dan enam Juara III, menjadikan Ponpes Ainul Hasan sebagai salah satu kontingen paling menonjol sepanjang kejuaraan.

Lima Santri Sabet Juara I
Para santri yang berhasil meraih medali emas adalah:
- M. Khoirun Nufus (Kelas J Pra Remaja)
- Abdul Jalal (Kelas C Pra Remaja)
- Muh. Syahrul (Kelas B Pra Remaja)
- Muhammad Fatah (Kelas D Pra Remaja)
- Fio Yudi S. (Kelas I Pra Remaja)
Penampilan kelima atlet muda ini mendapat apresiasi karena tampil solid sejak babak penyisihan hingga final.
Ahsanul Haq Rebut Juara II
Di kategori remaja, Ahsanul Haq (Kelas G Remaja) menunjukkan daya juang kuat meski menghadapi persaingan sengit. Ia berhasil membawa pulang medali perak.
Enam Santri Amankan Juara III
Sementara itu, enam santri lainnya berhasil menempati podium juara III, masing-masing:
- M. Iqbal (Kelas D Remaja)
- M. Washfil Ihsan (Kelas E Pra Remaja)
- Luvy Roybatul F. (Kelas A Pra Remaja)
- Sawaluddin A. (Kelas A Pra Under)
- Abdurrahman (Kelas E Pra Remaja)
- Ainul Hurri (Kelas F Dewasa)
Kehadiran mereka di posisi tiga besar mempertegas konsistensi performa kontingen Ponpes Ainul Hasan sepanjang turnamen.
Prestasi dari Disiplin dan Latihan Panjang
Pelatih sekaligus official Perguruan Pencak Silat Qolbul Qur’an Ponpes Ainul Hasan, Ustadz Rizal Fahmi, bersama Ustadz Ahmad Asadillah atau akrab disapa Cak Asad, menyampaikan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari latihan yang intens dan disiplin para santri.
“Kami selalu menekankan bahwa kekuatan bukan hanya soal fisik, tetapi kedisiplinan. Anak-anak ini membuktikan apa yang mereka latih setiap hari,” ujar Cak Asad.
Ia menuturkan, latihan dilakukan secara terstruktur dan berlangsung setelah seluruh santri menyelesaikan kegiatan mengaji.
“Medali-medali ini adalah hasil doa, kerja keras, dan semangat yang tidak padam,” tegasnya.
Pesantren Tak Hanya Soal Ilmu Agama
Prestasi besar ini sekaligus membuktikan bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga mampu mencetak atlet muda berbakat yang mampu bersaing di tingkat nasional. Keberhasilan ini membawa harum nama Ponpes Ainul Hasan, Kabupaten Probolinggo, serta menambah motivasi bagi generasi santri lainnya untuk terus berprestasi.
(Bambang)













