Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Pemerintah

Percepat Realisasi APBD TA 2025, Mendagri Kumpulkan Pemda secara Virtual

badge-check


Percepat Realisasi APBD TA 2025, Mendagri Kumpulkan Pemda secara Virtual Perbesar

Jakarta – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus berupaya mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk mempercepat realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2025 agar berjalan sesuai target. Kali ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengumpulkan seluruh Pemda secara virtual untuk mengulas berbagai hal yang dinilai menjadi kendala di lapangan.

 

Percepat Realisasi APBD TA 2025, Mendagri Kumpulkan Pemda secara Virtual

Mendagri menyoroti sejumlah faktor yang menghambat realisasi APBD, terutama dari sisi belanja. Salah satunya adalah kelambatan dalam proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemda. “Akibatnya, lelangnya lambat, kemudian mungkin keraguan-keraguan tentang e-katalog dan lain-lain, yang membuat akhirnya realisasi belanja rendah,” ujar Mendagri dalam Rapat Koordinasi Percepatan Realisasi APBD Tahun 2025 melalui video conference dari Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) per 30 April 2025, realisasi belanja APBD TA 2025 secara keseluruhan, yang meliputi provinsi dan kabupaten/kota, telah mencapai Rp214,88 triliun atau 15,44 persen. Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, realisasi belanja APBD saat itu tercatat sebesar Rp212,46 triliun atau 16,32 persen. Artinya, meskipun meningkat secara nominal, persentase realisasi belanja APBD TA 2025 terhadap target justru mengalami penurunan. “Belanja ini penting sekali, sekali lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing,” imbuh Mendagri.

 

Mendagri menjelaskan, rendahnya realisasi belanja APBD akan menurunkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jika hal ini terjadi, dikhawatirkan sektor swasta juga akan ikut terdampak, mengingat belanja pemerintah merupakan tulang punggung utama perekonomian daerah. “[Sektor] swasta juga enggak akan bergerak, karena enggak dipicu, enggak distimulasi oleh belanja pemerintah,” tandasnya.

 

Sementara itu, dari sisi pendapatan APBD TA 2025, berdasarkan sumber yang sama, realisasi secara keseluruhan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, telah mencapai Rp292,75 triliun atau 21,88 persen. Adapun pada periode yang sama di tahun 2024, capaiannya sebesar Rp284,01 triliun atau 22,89 persen. Dengan demikian, meskipun terdapat kenaikan secara nominal, secara persentase realisasinya justru lebih rendah. “Kalau [lihat] prosentase dibandingkan target, itu di tahun 2025 lebih rendah sedikit dibanding 2024,” tandas Mendagri.

 

Mendagri mengingatkan, realisasi pendapatan merupakan hal yang sangat krusial. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan kemampuan daerah untuk menyelesaikan persoalan fundamental seperti pertumbuhan ekonomi, kemiskinan ekstrem, dan prioritas lainnya. Jika pendapatan tidak kuat, maka belanja yang ditujukan untuk pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat juga tidak akan maksimal.

 

“Akibatnya, membuat program apa pun juga yang menjadi target kemiskinan ekstrem untuk diturunkan, kemiskinan untuk diturunkan, program makan bergizi, atau program-program unggulan yang menjadi janji politik Bapak-Bapak, Ibu-Ibu pada saat pilkada enggak akan bisa dipenuhi karena uangnya enggak ada,” imbuh Mendagri.

 

Mendagri lantas menyoroti proporsi realisasi belanja terhadap pendapatan APBD tahun berjalan. Ia meminta Pemda yang telah berhasil menggenjot realisasi pendapatan agar secara paralel juga meningkatkan realisasi belanja. “Percuma punya uang banyak, kalau disimpan saja, enggak beredar, pertumbuhan ekonomi akan melamban,” imbuh Mendagri.

 

Sebaliknya, ia mengingatkan agar realisasi belanja tidak terlalu jauh melampaui pendapatan. Sebab, kata dia, bagaimanapun defisit anggaran hanya dapat ditutupi dengan utang atau memanfaatkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya. “Pasti dua hal [itu] saja untuk menutupi belanja,” tandas Mendagri.

 

Karena itu, dalam rapat kali ini, dihadirkan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti untuk membahas berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan Pemda. Mendagri berharap para kepala daerah memperoleh perspektif yang utuh mengenai proses pengadaan dalam belanja pemerintah, serta memahami tren pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Dengan pemahaman tersebut, Pemda diharapkan dapat mengenali kondisi riil di lapangan, sehingga lebih mudah dalam merumuskan kebijakan yang tepat.

 

Sebagai informasi, rapat virtual tersebut juga dihadiri oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. Sementara itu, Mendagri turut didampingi oleh para pejabat pimpinan tinggi madya di lingkungan Kemendagri. Adapun peserta rapat meliputi seluruh gubernur, bupati, dan wali kota se-Indonesia beserta jajaran masing-masing.

 

Puspen Kemendagri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Wali Kota Probolinggo Jemput Bola Pastikan Program Prioritas Optimal

20 Mei 2025 - 11:53 WIB

Wali Kota Probolinggo Jemput Bola Pastikan Program Prioritas Optimal

Jadi Keynote Speaker Simposium Bandung Asia Afrika City Network, Wamendagri Bima Arya: Branding Adalah Identitas Kota

20 Mei 2025 - 00:29 WIB

Jadi Keynote Speaker Simposium Bandung Asia Afrika City Network, Wamendagri Bima Arya: Branding Adalah Identitas Kota

Mendagri: Kawasan Rebana Potensial Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat

19 Mei 2025 - 21:25 WIB

Mendagri: Kawasan Rebana Potensial Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat

Pemkab Probolinggo Antisipasi DPI, Edukasi Petani Empat Kecamatan

19 Mei 2025 - 20:06 WIB

Pemkab Probolinggo Antisipasi DPI, Edukasi Petani Empat Kecamatan

Wamendagri Ribka Haluk Tinjau Progres Pembangunan KPP Provinsi Papua Selatan

19 Mei 2025 - 18:23 WIB

Wamendagri Ribka Haluk Tinjau Progres Pembangunan KPP Provinsi Papua Selatan
Trending di Pemerintah