Published: Edi D
Jakarta – TNI Angkatan Laut (AL) tengah merencanakan penggantian fregat kelas Van Speijk atau Ahmad Yani yang usianya sudah menua dengan dua unit fregat merah putih yang tengah dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia. Fregat merah putih ini akan menggantikan kapal-kapal perang yang sudah beroperasi lama, meski sebelumnya ada pembicaraan mengenai pengadaan dua kapal patroli multiguna dari Italia sebagai pengganti. Namun, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menegaskan bahwa fregat PPA dari Italia belum akan menggantikan kelas Ahmad Yani, melainkan dua fregat merah putih dari PT PAL Indonesia.

Menurut Laksamana Ali, penggantian fregat kelas Ahmad Yani akan dilakukan secara bertahap, sehingga kapal-kapal perang eks Belanda itu tetap dapat beroperasi menjaga perairan Indonesia dalam waktu yang cukup lama. Meskipun penggantian dilakukan bertahap, jumlah kapal perang yang beroperasi tetap memadai untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia. Ali menjelaskan, apabila dua unit fregat merah putih sudah siap, dua fregat kelas Van Speijk akan dinonaktifkan.
Dari enam fregat kelas Ahmad Yani yang dimiliki oleh TNI AL, saat ini hanya lima unit yang masih beroperasi. Salah satu kapal yang pensiun adalah KRI Slamet Riyadi-352. Sementara itu, kapal lainnya yang masih beroperasi adalah KRI Ahmad Yani-351, KRI Yos Sudarso-353, KRI Oswald Siahaan-354, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, dan KRI Karel Satsuitubun-356.
Meskipun banyak yang sudah beroperasi dalam waktu lama, beberapa fregat kelas Ahmad Yani masih dipertahankan untuk menjalankan fungsi tertentu, seperti menjadi kapal pengangkut pesawat nirawak atau drone (UAV), sesuai dengan doktrin perang di laut. Keberadaan fregat sangat penting dalam doktrin ini, karena kapal perang jenis ini memiliki kemampuan yang lebih lengkap daripada korvet, namun di bawah destroyer.
Fregat merah putih yang akan menggantikan kelas Ahmad Yani ini diharapkan dapat lebih modern dan mampu menjadi pangkalan udara terapung, pijakan peluncuran peluru kendali, serta melakukan pengamatan, penginderaan, dan intelijen, menjadikan TNI AL lebih tangguh dalam menjaga keamanan dan kedaulatan laut Indonesia.