Patrolihukum.net – Raden Walangsungsang, yang juga dikenal sebagai Ki Somadullah, Haji Abdullah Iman, Pangeran Cakrabuana, dan Embah Kuwu Sangkan, telah merajut sejarah dengan kisah hidupnya yang penuh warna. Putra dari Prabu Siliwangi dan Nyi Subang Larang ini tidak hanya dikenal sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai sosok yang membawa perubahan besar.
Menurut catatan dalam Naskah Mertasinga, Pangeran Walangsungsang meninggalkan istana karena kekecewaannya terhadap perlakuan Prabu Siliwangi terhadap ibunya. Bersama dengan saudara perempuannya, Rara Santang, mereka memulai perjalanan yang akhirnya membawa mereka ke tanah yang kini dikenal sebagai Cirebon. Keputusan mereka untuk melangkah keluar dari bayang-bayang istana menjadi titik awal dari berdirinya kota penting ini.
Tidak hanya menjadi pemimpin yang berani, Pangeran Walangsungsang juga dikenal sebagai sosok yang penuh cinta. Meskipun kehidupannya diwarnai oleh dendam dan kekecewaan, ia tetap mampu menemukan cinta sejati. Kisahnya dengan dua wanita dan 10 anak, yang terdiri dari delapan wanita dan dua pria, menjadi bukti bahwa di balik kesedihan dan kesulitan, ada cahaya cinta yang selalu bersinar.
Salah satu momen penting dalam hidupnya adalah ketika ia menikahi Nyimas Indang Geulis, yang melahirkan putri cantik yang kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati. Hubungan ini tidak hanya mengikat dua keluarga besar, tetapi juga menjadi fondasi bagi hubungan yang lebih luas antara Cirebon dan kerajaan-kerajaan tetangga.
Kisah hidup Pangeran Walangsungsang tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Cirebon, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Melalui kisahnya, kita belajar tentang pentingnya memaafkan, mencintai, dan membangun sesuatu yang baru dari kekecewaan masa lalu. (**)