Published: Edi D

PROBOLINGGO – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Probolinggo pada Rabu malam (5/2/2025) menyebabkan banjir di tujuh kecamatan, yaitu Krejengan, Kraksaan, Pajarakan, Pakuniran, Banyuanyar, dan Gading. Dampak terparah terjadi di Kecamatan Krejengan, di mana banjir bandang merendam ratusan rumah serta memutus jembatan penghubung di Dusun Gilih, Desa Seboro. Akibatnya, sekitar 80 kepala keluarga (KK) terisolasi.
“Benar, ini akses jalan satu-satunya. Jadi, ketika jembatan terputus, dampaknya sangat besar bagi warga,” kata Kapolsek Krejengan, AKP Marudji, Kamis (6/2/2025).
Pascabanjir, aparat kepolisian bersama TNI, BPBD, dan warga setempat langsung turun tangan membersihkan sisa material banjir yang berupa lumpur dan puing-puing.
“Pagi ini kami bersama personel TNI, BPBD, dan warga melakukan pembersihan sisa material banjir di jalanan agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” ujar AKP Marudji.
Selain membersihkan jalan, pihak kepolisian juga tengah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk percepatan perbaikan jembatan yang rusak.
“Kami sudah berkoordinasi agar jembatan yang terdampak segera diperbaiki sehingga masyarakat yang terisolasi dapat kembali beraktivitas,” tambahnya.
Di tempat terpisah, Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait banjir di wilayah hukumnya.
“Kami telah mengevakuasi warga terdampak bersama TNI, BPBD, dan relawan. Keselamatan warga adalah prioritas utama,” ujar AKBP Wisnu Wardana.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi, sesuai rilis BMKG Jawa Timur.
Selain itu, Polres Probolinggo telah menyiapkan personel tanggap bencana yang sebelumnya telah dilatih untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Kami sudah siapkan tim khusus yang siap diterjunkan kapan saja jika terjadi bencana,” pungkas AKBP Wisnu Wardana. (*)