Patrolihukum.net — Perbandingan antara senjata udara-ke-udara F-35 dan J-35, yakni AIM-120 dan PL-15, menunjukkan keunggulan dan tantangan masing-masing rudal dalam persaingan global. AIM-120, yang dikembangkan sejak 1979 oleh AS, telah menjadi andalan dalam pertempuran udara. Sebagai rudal udara-ke-udara jarak menengah yang terus berkembang, AIM-120 telah mengalami peningkatan signifikan dalam hal jangkauan dan kinerja panduan, dan saat ini digunakan oleh sekitar 20 negara. Sementara itu, PL-15, yang diperkenalkan pada 2015 oleh China, menjadi senjata utama bagi jet tempur Tiongkok, termasuk J-20 dan J-35.
Dari segi ukuran, AIM-120 lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan PL-15, menjadikannya lebih cocok untuk dipasang pada berbagai platform siluman, seperti F-35. F-35, dengan pembaruan Blok 4, akan dapat membawa enam AIM-120, yang memberikan keunggulan dalam efektivitas tempur. Di sisi lain, ukuran besar PL-15, yang mencapai panjang 4 meter dan berat 190-210 kg, membatasi jumlah rudal yang dapat dibawa oleh pesawat seperti J-20 dan J-35. Diperkirakan, J-35 hanya dapat membawa empat PL-15, atau kombinasi dua PL-15 dan dua PL-10 jarak pendek.

Meskipun PL-15 memiliki jangkauan teoritis lebih dari 200 km, jangkauan aktualnya, terutama untuk versi ekspor PL-15E, hanya sekitar 145 km. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun PL-15 memiliki potensi besar, AIM-120 dengan jangkauan 180 km tetap lebih andal dalam pertempuran udara, terutama dalam konteks operasi internasional.
Namun, PL-15 menawarkan keunggulan dalam hal kemampuan “tembak dan lupakan” berkat panduan radar aktifnya, yang memungkinkan pengguna untuk mengunci target pada jarak yang lebih jauh dan melakukan serangan dengan presisi tinggi. Dengan banyaknya negara yang menggunakan AIM-120, termasuk negara-negara anggota NATO, senjata ini tetap menjadi pilihan utama dalam persenjataan udara-ke-udara.
Kedua rudal ini, meskipun memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, mencerminkan keunggulan teknologi militer kedua negara besar ini dalam mempertahankan supremasi udara. Sebagai penutup, meskipun PL-15 mungkin lebih kuat dalam hal jangkauan, AIM-120 tetap menjadi senjata yang lebih fleksibel dan efisien bagi banyak negara pengguna, sementara masa depan PL-15 akan tergantung pada pengembangan lebih lanjut dari pesawat-pesawat tempur Tiongkok seperti J-35.
Dengan berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan, pilihan antara AIM-120 dan PL-15 pada akhirnya bergantung pada kebutuhan strategis masing-masing negara dalam pertempuran udara modern.
(Edi D/Red/**)