BATU – Dalam rangka meningkatkan tugas, fungsi, dan kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, melalui Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA), menyelenggarakan kegiatan *capacity building* untuk TPID Kabupaten Probolinggo. Acara ini berlangsung selama dua hari, tepatnya pada Selasa dan Rabu (24-25/9/2024), bertempat di Hotel Singhasari, Kota Batu.
Kegiatan tersebut diikuti oleh berbagai kepala perangkat daerah yang tergabung dalam TPID dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Para peserta mendapat arahan langsung dari narasumber yang merupakan perwakilan dari Bank Indonesia (BI) Malang serta beberapa akademisi yang berkompeten di bidangnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo H. Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si., Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto, serta Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Probolinggo, Saniwar.
Pj Sekda Heri Sulistyanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa TPID memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas harga di daerah. “TPID adalah garda terdepan dalam memastikan harga tetap stabil, mencegah inflasi yang tidak terkendali, dan menjaga daya beli masyarakat,” ungkap Heri. Ia juga menambahkan bahwa tugas utama TPID adalah melakukan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar lonjakan harga dapat dikendalikan.
Menurut Heri, inflasi yang rendah dan stabil sangat diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan strategi *4K*, yakni Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif, TPID Kabupaten Probolinggo diharapkan dapat mengendalikan inflasi dengan lebih baik. “Strategi ini akan mendukung terciptanya lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Heri.
Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto juga menambahkan bahwa TPID Kabupaten Probolinggo telah melakukan berbagai langkah penting dalam rangka pengendalian inflasi. “Kami terus memantau harga bahan pokok melalui pelaksanaan operasi pasar, penguatan ketahanan pangan, serta kerjasama antar daerah (KAD) untuk memastikan distribusi pangan tetap lancar,” ujar Ugas.
Selain itu, Ugas menyebutkan pentingnya pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) dan sarana produksi pertanian (saprotan) guna meningkatkan produktivitas sektor pertanian. “Koordinasi yang baik dan komunikasi yang intensif juga menjadi kunci utama dalam menjaga ekspektasi inflasi agar tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, Ugas menegaskan bahwa pengendalian inflasi merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh anggota TPID dan stakeholder terkait untuk terus bekerja sama guna mencapai target pengendalian inflasi yang telah ditetapkan. “Terima kasih atas dedikasi dan kerja keras seluruh anggota TPID. Mari kita tingkatkan kinerja kita agar ekonomi Kabupaten Probolinggo semakin stabil dan kuat,” pungkas Ugas.
Dengan upaya-upaya tersebut, TPID Kabupaten Probolinggo diharapkan dapat menjaga kestabilan harga dan mendukung pemulihan ekonomi nasional, terutama dalam menghadapi tantangan inflasi yang semakin kompleks. (Edi D)