Probolinggo, Patrolihukum.net — Viralnya pemberitaan dari salah satu media online patrolihukum.net yang menyoroti aktivitas Dump Truck bermuatan penuh pasir galian tambang di Desa Patalan, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, tanpa penutup muatan, langsung memantik reaksi cepat dari jajaran Muspika Wonomerto.
Berita yang terbit pada Minggu (12/10/2025) pukul 14.47 WIB dengan tajuk “Tanpa Penutup Muatan, Dump Truck Tambang di Patalan Ancam Keselamatan Pengguna Jalan” itu menjadi pemicu tindakan lapangan oleh pihak kecamatan bersama instansi terkait.
Menanggapi hal tersebut, Camat Wonomerto, Rasyidhi, langsung mengoordinasikan langkah bersama unsur Polsek Wonomerto, Koramil Wonomerto, Dishub, Satpol PP, serta perangkat Desa Patalan untuk melakukan penertiban mendadak di lokasi tambang dan jalur distribusi pasir.
“Kami bergerak cepat, begitu laporan dan pemberitaan itu muncul. Hari ini kami turun langsung bersama Muspika untuk memastikan semua armada tambang tertib dan menutup muatan dengan terpal,” ujar Camat Rasyidhi saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).
Operasi mendadak tersebut digelar sejak pukul 08.30 hingga 11.00 WIB. Dari hasil pantauan di lapangan, petugas menemukan hanya satu unit Dump Truck yang kedapatan tidak menutup muatannya. Sopir truk tersebut beralasan muatan dikirim dalam jarak dekat sehingga belum sempat dipasangi terpal.
“Memang hanya satu truk yang terbuka, tapi itu sudah cukup menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak. Kami akan panggil seluruh pemilik tambang untuk audiensi, agar mereka benar-benar disiplin dan memegang teguh SOP, terutama dalam hal keamanan dan keselamatan di jalan raya,” tambahnya.
Rasyidhi menegaskan bahwa pemerintah kecamatan tidak akan mentolerir aktivitas tambang yang mengabaikan keselamatan publik. Ia menyebut, setiap armada pengangkut hasil tambang wajib menutup muatan dengan terpal dan tidak melebihi kapasitas tonase.
Keluhan Warga: Jalan Rusak Akibat Truk ODOL
Sementara itu, seorang warga Desa Patalan yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak keberadaan truk tambang tersebut. Ia mengaku sering melihat Dump Truck dengan muatan berlebih atau biasa disebut ODOL (Over Dimension Over Load) melintas di jalur desa.
“Yang lewat di sini banyak truk ODOL, Pak. Harusnya dua sumbu di belakang itu maksimal 16 ton, tapi yang ini bisa sampai 50 ton. Ya jelas jalan cepat rusak, aspalnya hancur,” ujarnya.
Ia menilai langkah cepat Muspika Wonomerto patut diapresiasi, namun penindakan perlu diikuti pengawasan berkelanjutan. “Kalau cuma sekali turun, nanti besok balik lagi seperti semula. Harus ada pengawasan rutin dan pembatasan muatan,” tegasnya.
Komitmen Pemerintah Kecamatan
Pihak kecamatan berjanji akan menindak tegas armada tambang yang melanggar aturan, serta mengupayakan pertemuan resmi antara pemerintah, pengusaha tambang, dan perwakilan warga untuk mencari solusi bersama.
“Kami ingin kegiatan ekonomi tetap berjalan, tapi jangan sampai merugikan masyarakat atau membahayakan pengguna jalan. Semua harus sesuai aturan,” tutup Camat Wonomerto.
Langkah responsif pemerintah kecamatan ini mendapat sambutan positif dari warga sekitar yang berharap penertiban tak berhenti di satu titik saja, melainkan menjadi momentum bagi seluruh pemilik tambang di wilayah Wonomerto dan sekitarnya untuk lebih patuh terhadap ketentuan keselamatan dan kapasitas angkutan. (Edi D/Red/Tim/**)
