
Gambar Ilustrasi
Oleh: Edi D
Patrolihukum.net — Hubungan antara kakak dan adik adalah salah satu ikatan paling berharga yang diberikan kehidupan. Saat kecil, segalanya terasa lebih sederhana—bertengkar sejenak, lalu kembali bermain bersama. Saat satu merasa terancam, yang lain siap membela. Kebersamaan di meja makan menjadi bukti kasih yang tak terucapkan, berbagi makanan tanpa perhitungan.

Namun, bagaimana dengan ketika semuanya telah beranjak dewasa? Ketika masing-masing telah membangun rumah tangga, memiliki tanggung jawab sendiri? Apakah ikatan itu masih tetap sama?
Ujian Waktu dan Kehidupan
Seiring bertambahnya usia, perjalanan hidup membawa setiap saudara ke arah yang berbeda. Ada yang hidup berkecukupan, ada yang biasa saja. Ada yang dihormati banyak orang, sementara yang lain menjalani kehidupan sederhana. Ada yang mendalami agama dengan penuh keyakinan, sedangkan yang lain masih mencari jati diri.
Di sinilah ujian sejati dimulai. Apakah perbedaan ini akan menjadi jurang pemisah atau justru penguat hubungan?
Banyak yang berkata bahwa saudara akan selalu ada dalam hidup, tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Terkadang, kesibukan masing-masing membuat komunikasi semakin jarang. Terkadang, perbedaan status sosial menciptakan batas yang tidak terlihat. Lebih menyedihkan lagi, ada saudara yang merasa tersisih, merasa bukan lagi bagian dari kehidupan yang dulu begitu erat.
Saudara Tetaplah Saudara
Tidak peduli sejauh mana kehidupan membawa perubahan, satu hal yang tetap sama: darah yang mengalir dalam tubuh berasal dari orang tua yang sama. Seburuk apa pun kondisi, seberbeda apa pun jalan hidup yang ditempuh, saudara tetap memiliki ikatan yang tak bisa digantikan.
Ketika seorang saudara mencapai kesuksesan, saudara lainnya tidak selalu menginginkan hartanya. Justru, ada kebanggaan dalam hatinya untuk melihat saudaranya berhasil. Namun, bagaimana jika keadaannya terbalik? Ketika salah satu terpuruk, apakah yang lain masih bersedia mengulurkan tangan?
Inilah momen yang menguji ketulusan. Apakah kita masih mau mendukung, merangkul, dan menguatkan, atau justru berdiam diri dan membiarkan waktu menciptakan jarak yang tak terjembatani?
Ketidakpastian Hidup dan Doa yang Tak Terucapkan
Hidup selalu berubah. Yang saat ini berjaya bisa saja terjatuh, dan yang terpuruk bisa bangkit lebih tinggi. Yang kini tampak jauh dari kebaikan, bisa jadi esok mendapatkan hidayah. Dan yang hari ini kaya belum tentu selamanya berada di puncak.
Tidak ada yang benar-benar tahu masa depan. Namun, satu hal yang pasti, hubungan kakak-adik seharusnya bukan hanya tentang harta, status, atau siapa yang lebih dekat kepada Tuhan. Hubungan itu tentang hati—tentang kesetiaan yang tidak tergoyahkan oleh perubahan dunia.
Jagalah saudaramu selama masih ada, dalam keadaan apa pun. Mungkin dia tidak bisa selalu hadir dalam wujud fisik, tapi dia akan selalu ada dalam doanya untukmu. Karena meskipun waktu, jarak, dan keadaan bisa berubah, kasih seorang saudara sejati seharusnya tetap abadi. (**)











