Published: Edi D
Patrolihukum.net — Dalam langkah diplomatik yang tak biasa, Myanmar dikabarkan mengirim enam gajah hidup ke Rusia sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral. Lima gajah betina dan satu jantan tersebut dilaporkan telah dikirim ke Sirkus Besar Negara Moskow. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan pengiriman enam jet tempur Sukhoi Su-30SME ke Angkatan Udara Myanmar.

Pengiriman gajah ini disebut sebagai bagian dari strategi “diplomasi gajah” yang dilakukan junta militer Myanmar untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik dengan Rusia. Tradisi ini mencerminkan upaya Myanmar untuk memperkuat hubungan internasional dengan cara-cara unik.
Menurut laporan Radio France Internationale (RFI), ada spekulasi bahwa gajah-gajah tersebut digunakan sebagai bentuk pembayaran dalam kesepakatan pembelian enam jet tempur Su-30SME yang telah disetujui sejak 2018. RFI mengklaim bahwa gajah-gajah itu diambil langsung dari habitat liar Myanmar untuk memenuhi persyaratan kesepakatan barter tersebut. Namun, laporan ini belum didukung oleh bukti konkret dari sumber resmi.
Penggunaan hewan hidup dalam transaksi diplomatik dan militer memicu perdebatan etis. Banyak pihak mengkhawatirkan dampak terhadap konservasi satwa liar serta perlakuan terhadap hewan yang terlibat. Hingga saat ini, baik pemerintah Myanmar maupun Rusia belum memberikan konfirmasi resmi mengenai klaim tersebut.
Meskipun demikian, hubungan Myanmar dan Rusia tampaknya semakin erat di tengah sanksi internasional yang diberlakukan terhadap kedua negara. Rusia, sebagai salah satu pemasok utama persenjataan Myanmar, terus menunjukkan dukungan kepada junta militer sejak kudeta pada 2021.
Pertanyaan besar masih menggantung mengenai apakah pengiriman gajah ini hanya sekadar simbol niat baik atau benar-benar bagian dari transaksi militer. Dalam konteks diplomasi global, langkah ini menimbulkan diskusi tentang pendekatan yang etis dalam membangun hubungan antarnegara. (**)