Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Berita

Enam Gajah Hidup Dikabarkan Jadi Bagian Pembayaran Jet Tempur Su-30SME

badge-check


Enam Gajah Hidup Dikabarkan Jadi Bagian Pembayaran Jet Tempur Su-30SME Perbesar

Published: Edi D 

Patrolihukum.net — Dalam langkah diplomatik yang tak biasa, Myanmar dikabarkan mengirim enam gajah hidup ke Rusia sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral. Lima gajah betina dan satu jantan tersebut dilaporkan telah dikirim ke Sirkus Besar Negara Moskow. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan pengiriman enam jet tempur Sukhoi Su-30SME ke Angkatan Udara Myanmar.

Enam Gajah Hidup Dikabarkan Jadi Bagian Pembayaran Jet Tempur Su-30SME

Pengiriman gajah ini disebut sebagai bagian dari strategi “diplomasi gajah” yang dilakukan junta militer Myanmar untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik dengan Rusia. Tradisi ini mencerminkan upaya Myanmar untuk memperkuat hubungan internasional dengan cara-cara unik.

Menurut laporan Radio France Internationale (RFI), ada spekulasi bahwa gajah-gajah tersebut digunakan sebagai bentuk pembayaran dalam kesepakatan pembelian enam jet tempur Su-30SME yang telah disetujui sejak 2018. RFI mengklaim bahwa gajah-gajah itu diambil langsung dari habitat liar Myanmar untuk memenuhi persyaratan kesepakatan barter tersebut. Namun, laporan ini belum didukung oleh bukti konkret dari sumber resmi.

Penggunaan hewan hidup dalam transaksi diplomatik dan militer memicu perdebatan etis. Banyak pihak mengkhawatirkan dampak terhadap konservasi satwa liar serta perlakuan terhadap hewan yang terlibat. Hingga saat ini, baik pemerintah Myanmar maupun Rusia belum memberikan konfirmasi resmi mengenai klaim tersebut.

Meskipun demikian, hubungan Myanmar dan Rusia tampaknya semakin erat di tengah sanksi internasional yang diberlakukan terhadap kedua negara. Rusia, sebagai salah satu pemasok utama persenjataan Myanmar, terus menunjukkan dukungan kepada junta militer sejak kudeta pada 2021.

Pertanyaan besar masih menggantung mengenai apakah pengiriman gajah ini hanya sekadar simbol niat baik atau benar-benar bagian dari transaksi militer. Dalam konteks diplomasi global, langkah ini menimbulkan diskusi tentang pendekatan yang etis dalam membangun hubungan antarnegara. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pertemuan Strategis Indonesia-Hong Kong Bahas Kolaborasi UMKM dan Reformasi Fiskal

31 Mei 2025 - 18:16 WIB

Pertemuan Strategis Indonesia-Hong Kong Bahas Kolaborasi UMKM dan Reformasi Fiskal

Presiden RI Terima “Légion d’Honneur” dari Presiden Prancis di Akademi Militer Magelang

29 Mei 2025 - 22:23 WIB

Presiden RI Terima "Légion d’Honneur" dari Presiden Prancis di Akademi Militer Magelang

Presiden RI dan Presiden Prancis Kunjungi Akademi Militer di Magelang

29 Mei 2025 - 16:25 WIB

Presiden RI dan Presiden Prancis Kunjungi Akademi Militer di Magelang

Avanza Tabrak Motor Sebabkan PNS Tewas di Luwuk Timur, Polisi: Pengemudi Ngantuk

29 Mei 2025 - 11:38 WIB

Avanza Tabrak Motor Sebabkan PNS Tewas di Luwuk Timur, Polisi: Pengemudi Ngantuk

Kapolres Maybrat Hadiri Pertemuan Komnas HAM dan Forkopimda Bahas Penanganan Pengungsi dan Reintegrasi di Kampung Imsun

27 Mei 2025 - 23:10 WIB

Kapolres Maybrat Hadiri Pertemuan Komnas HAM dan Forkopimda Bahas Penanganan Pengungsi dan Reintegrasi di Kampung Imsun
Trending di Berita