Probolinggo, Patrolihukum.net — Dunia aktivisme dan jurnalisme di Probolinggo berduka. Widodo Rahayu, S.H., atau yang akrab disapa Petruk, seorang aktivis sosial yang dikenal gigih membela kaum lemah, wafat pada Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 16.45 WIB. Kepergian sosok yang dikenal sederhana namun kaya kepedulian ini meninggalkan luka mendalam bagi rekan-rekan perjuangan, keluarga besar media Patrolihukum.net, Investigasi88.com, serta seluruh jaringan aliansi aktivis yang selama ini berjalan bersamanya.
Widodo Rahayu, S.H., berpulang di tengah perjuangannya membela Suarni, seorang janda warga lereng Gunung Bromo, Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, yang diduga menjadi korban penganiayaan brutal oleh seorang WNA pemilik Villa88 berinisial Mr. C. Kasus yang sudah berjalan sembilan bulan tanpa penetapan tersangka itu membuat almarhum terus bergerak, menggalang dukungan, hingga menyampaikan protes resmi kepada lembaga penegak hukum.

Mengirim Surat Terbuka hingga Bertemu Kapolres

Doc. Patroli hukum.net, Surat Terbuka dari Alm. Widodo Rahayu (Petruk) terkirim tanggal 13/11/25
Sebelum wafat, tepatnya pada 13 November 2025, almarhum menulis sebuah surat terbuka dan sudah terkirim yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri, Mabes Polri, Panglima TNI, Polda Jatim, Kejaksaan Negeri Probolinggo, hingga Polres Probolinggo. Dalam surat itu, ia mendesak agar penegakan hukum terhadap kasus dugaan penganiayaan terhadap Suarni segera diproses dengan tegas.
Tidak hanya melalui surat, almarhum bahkan menemui Kapolres Probolinggo secara langsung, meminta agar penyidik segera menetapkan tersangka dalam kasus yang dinilai sarat ketimpangan tersebut.

“Perjuanganmu sangat mulia, sahabatku. Engkau pergi saat sedang memperjuangkan keadilan bagi mereka yang tidak mampu bersuara,” ungkap keluarga besar Patrolihukum.net dalam pesan duka yang disampaikan setelah kabar wafatnya almarhum.
Aktivis yang Hidup Sederhana, Namun ‘Kaya’ dalam Pengabdian
Bagi banyak orang, Widodo Rahayu bukan sekadar aktivis. Ia adalah sosok yang selalu hadir saat masyarakat membutuhkan. Pada tahun 2022, ia dikenal luas karena membantu menyelesaikan persoalan ribuan gaji guru P3K Kabupaten Probolinggo yang tak kunjung dibayarkan. Berkat dorongan kerasnya, hak para guru akhirnya dibayarkan tanpa ia meminta imbalan apa pun.
Di Kecamatan Lumbang, almarhum juga bergerak memperjuangkan perbaikan infrastruktur dan penerangan jalan yang mangkrak bertahun-tahun. Jalan yang gelap menjadi terang, dan akses yang rusak akhirnya diperbaiki, berkat keberaniannya menekan pihak terkait.
“Dia bukan pejabat, bukan orang kaya, bukan pula anggota negara. Tapi perjuangannya melebihi mereka yang bergaji dari negara,” kenang salah seorang aktivis yang pernah bekerja bersamanya.
Tulisan Terakhir untuk Kasus Suarni
Hanya dua hari sebelum meninggal, almarhum sempat menulis naskah laporan panjang mengenai kasus Suarni yang telah masuk ke redaksi Patrolihukum.net. Naskah itu belum sempat dipublikasikan hingga ia menutup usia.

Ia prihatin melihat kondisi Suarni yang disebut hidup dalam ketidakadilan setelah mengalami dugaan kekerasan yang berat, sementara proses hukumnya berjalan lambat. Almarhum memilih turun langsung bersama Aliansi Aktivis Probolinggo (beberapa LSM), praktisi hukum, serta Afiliasi Wartawan Probolinggo Raya (AWPR), tanpa menerima uang sepeser pun.
Perjuangan Dilanjutkan
Meski almarhum telah tiada, rekan-rekan seperjuangannya menegaskan bahwa perjuangan Widodo Rahayu tidak akan berhenti.
Aliansi Aktivis Probolinggo, jaringan jurnalis AWPR, serta sejumlah praktisi hukum menyatakan kesiapannya untuk meneruskan langkah yang ditinggalkan almarhum hingga keadilan benar-benar diraih bagi Suarni dan masyarakat kecil lainnya.
“Engkau mungkin hidup sederhana di dunia ini, tapi engkau kaya di sana. Semua amal ibadahmu telah menjadi penerang. Selamat jalan, sahabatku,” ujar rekan-rekannya dalam ungkapan duka.
Kepergian dalam Ketulusan
Widodo Rahayu wafat dalam keadaan yang diyakini banyak sahabatnya sebagai kepergian yang penuh ketulusan. Ia berpulang tanpa merasakan sakit yang berat di detik-detik terakhirnya, sebuah akhir yang mereka yakini sebagai bentuk kemuliaan dari perjuangan yang ia jalani selama hidupnya.
Rekan, sahabat, dan ribuan orang yang pernah ia bantu kini mengiringi kepergiannya dengan doa, mengenang sosok yang tidak berhenti berjuang untuk orang lain hingga napas terakhir.
Selamat jalan, Widodo Rahayu (Petruk). Jejak langkahmu akan terus hidup dalam perjuangan kami.
# Aliansi Aktifis Probolinggo
# Praktisi Hukum
# Afiliasi Wartawan Probolinggo Raya (AWPR)
# PERADI Probolinggo
(Patrolihukum.net & Investigasi88.com)












