Banggai – pada Minggu 07 April 2024, Kepada media ini beberapa sumber yang enggan di publikasikan namanya mengungkapkan, yang mana dampak dari iup yang ada wilayah kecamatan Toili Barat, Kabupaten Banggai, di duga dapat mengancam cadangan air persawahan yang ada di sekitar iup, oleh sebab itu diminta dengan hormat agar iup CV.mpa Dan CV.wahyu risky dicabut karena akan berdampak negatif di kalangan petani yang dapat menyebabkan kita krisis pangan,”jelasnya.
Dimana saat ini dengan melonjaknya harga pangan (Beras) ini membuktikan bahwa dampak negatif mulai kelihatan, yang mana diduga terkait perusakan boronjong yang ada di wilayah Desa Mantawa oleh CV. MPA, berdampak ke petani sekitar yang menggunakan air tersebut (mengancam cadangan air ke persawahan) sehingga kami berharap agar Pemda Banggai mengambil langkah yang pasti,”pintanya.
Begitu pula dengan CV. Wahyu Risky yang melakukan pelanggaran hukum, mengambil timbunan Jeti di luar iup harus pula di lakukan penertiban bahkan kalau perlu di cabut Iup CV Wahyu Risky, yang tidak berdampak positif ke pemerintah bahkan di duga merugikan negara,”harapnya.
Ada pun pemerintah yang melakukan penerbitan Iup dengan mengesampingkan sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan pangan masyarakat dapat berdampak buruk dan kita warga kabupaten Banggai akan menanggung resiko yang disebakan, bukan hanya warga kecamatan Toili barat,”ungkapnya.
Bahkan kalau perlu investasi yang merusak bantaran sungai iup-iup nya di batalkan (di cabut) agar tidak mengancam cadangan air ke persawahan yang mana sebagai tumpuan pangan masyarakat kabupaten Banggai, buktinya saat ini ada beberapa iup yang di duga sengaja melawan negara, melanggar hukum, melakukan perusakan fasilitas umum dan mengambil timbunan Jeti di luar iup, ini nyata namun Pemda Banggai atau pun APH di Banggai, diam membisu, tidak melihat dampak bagi masyarakat,”pungkasnya.
Sampai berita ini tayang sudah sering konfirmasi pihak terkait namun tidak. Ada tanggapan walaupun dalam keadaan aktif.
(Bersambung..,!!)
Lp. Red/tim