Terungkap! Sisilah Brigjen TNI Agus Penerima Penghargaan Pin Emas dari Kementerian BPN

** Patrolihukum.net ** JAKARTA–Brigjen Agus Hari Suyanto merupakan perwira tinggi yang ditunjuk langsung Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono SE MM, untuk menyelesaikan tanah milik TNI yang diklaim mafia tanah. Saat ini Agus dan tim sedang memperjuangkan tanah di daerah Jatikarya Bekasi yang masih bersengketa.

Berdasarkan, penelusuran silsilah nasab, ternyata Brigjen Agus masih keturunan ke-14 dari Raden Patah Raja Demak Bintoro yang bergelar Senopati Jimbun. Saat ini Brigjen Agus menjabat sebagai Waorjen TNI.

Belum lama ini, Brigjen TNI Agus berziarah ke makam sang Ibundanya,
Sosok perwira Tinggi TNI AD kelahiran Tuban Jawa Timur ,tersebut mempunyai nazar bila surat keputusan (Skep) jabatanya sebagai perwira tinggi terkabul maka pertama yang akan dia lakukan adalah sungkem datang ke pusara Ibunda tercintanya. Setelah Skep keluar tanggal 6 Oktober 2023, Agus langsung berangkat dari Jakarta ke pusara ibundanya di Tuban.

Saat itu, Brigjen Agus masih dalam balutan seragam loreng lengkap dengan topi. Ke makam ibundanya, Agus tak sendirian, dia didampingi sejumlah anggota TNI AD dari Babinsa hingga tokoh agama, tokoh nasyarakat yang ikut berziarah di Pemakaman Kesambi Desa Prunggahan Kec. Semanding Kab.Tuban.

“Di lokasi ini,Agus pun mulai bercerita mengenai mendiang sang Ibunda dan ayah di masa lampau. Sosok ayah Agus yang diketahui bernama H. Kaswan seperti yang tertulis di batu Nisan, wafat pada tanggal 15 Januari tahun 2000 silam, meninggalkan ibunda dan 7 orang saudara kandungnya, Agus yang kala itu masih Berpangkat Kapten Chk dan Menjabat sebagai Kepala Panitera Mahkamah Militer II-11 Yogyakarta.

“Ini makam bapak saya
Sedangkan mendiang ibundanya Meninggal dunia pd tgl 6 Maret 2023,” Saat Agus sedang konsentrasi untuk menyelesaikan permasalahan tanah Jatikarya Bekasi digunakan Kompleks perumahan Pati / Pamen Mabes TNI ,yang sdh cukup lama berkonflik kurang lebih
23 tahun, terangnya kepada awak media Agus menyampaikan Ibundanya Hajah Mas SRIWOELAN meninggal dunia belum ada 1 Tahun Mas.

“Profesi ayah semasa hidupnya bekerja sebagai tenaga pendidik guru sekolah dasar yang ulet dan tekun, setelah lulus dari pendidikan SGB tahun 1956 dikota Tuban, kebetulan mendiang Ibundanya juga Berprofesi sebagai Guru SD, merupakan teman Satu klasnya.

Meski merupakan seorang guru di desa, sosok sang ayah cukup disegani oleh orang-orang disekitarnya karena sang ayah memiliki jiwa patriot rela berkorban ,hal ini telah terbukti ketika meletus Pemberontakan G 30 S/ PKI tahun 1965, Rumah Sang Ayah digunakan oleh orang-orang desa yang mencari perlindungan untuk menyelamatkan diri dari kejaran orang tak dikenal yang kejam dan sadis pada waktu itu. Terbukti sang ayah diungkapnya pernah ikut melindungi orang-orang yang tidak bersalah dari kejaran massa orang tak dikenal yang ingin membunuhnya maupun melukainya.

Agus sering mendapatkan cerita dari mediang ayahnya ketika berdua sedang ngobrol santai. Maka dari itu, sang ayahpun pernah mendapatkan dukungan dan apresiasi dari semua warga masyarakat di desanya, berupa tanda tangan untuk mendukung mendiang sang ayah dinobatkan sebagai Kepala Desa tanpa harus melalui proses Pemilihan calon kades. Namun tawaran ini ditolaknya secara halus demi mempertahankan profesi seorang Guru SD yang Ilmunya masih sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan orang-orang di desa seraya juga mempertahankan keutuhan rumah tangganya karena nendiang Ibunda tidak menyetujui jika sang ayah menjadi Kepala Desa.

“Rupanya, jiwa kesatria sang ayah mengalir deras ke Agus untuk menjadi Prajurit TNI yg Berprofesi di bidang Penegakan Hukum Pidana Militer,” katanya.

Nostalgia saat di Masa Sulit
“Dan waktu itu keluarga saya ada 8 orang saudara , saya anak ke 4,” kenangnya.

Sang ayah yang berprofesi sebagai guru disebutnya membuat perekonomian keluarga jauh dari kecukupan. Guna membantu kondisi keuangan keluarga, kala itu Agus memutuskan tidak melanjutkan kuliah karena memberikan kesempatan kepada 3 orang kakak-kakak nya yang masih menempuh kuliah di Fakultas kedokteran Hewan UNAIR dan PT Swasta di Surabaya.

Pengalaman Pahit Agus Selepas Lulus SMA, pada tahun 1984 S/D 1987 pernah ikut tes Akabri bagian kepolisian sebanyak 6 kali gagal. Agus pernah juga coba-coba ikut tes Bintara Polri 2 kali juga gagal.

Namun, semangat Agus terus membara dan tak pernah pudar untuk meraih mimpi demi mewujudkan cita-citanya. Sejak saat itu Agus mencoba masuk kuliah di Unmer Malang 1986 mengambil Fakultas Hukum Jurusan Pidana dan lulus tepat waktu tahun 1990.

Sambil kuliah bekerja serabutan, Mulai dari sopir truk , operator tukang giling Gabah, petani tambak bandeng, pernah dilakoninya kebetulan mendiang sang ayah,baru belajar merintis untuk usaha itu dengan modal pas-pasan pinjaman dari Koperasi Unit Desa maupun dari Simpedes BRI.

Kedua orang tua Agus pun mendukung tindakannya guna menghidupkan tambahan perekonomian keluarganya.

“Bapak saya hanya PNS golongan III/ C pd saat itu , jadi sudah pasti ekonominya masih kekurangan krn untuk membiayai kuliah 8 orang Bersaudara,Alhamdulillah di Akhir masa Baktinya mendiang Ayah dan Ibunda bisa pensiun dengan pangkat Golongan IV/ B,” katanya.

Waorjen TNI Penerima Penghargaan PIN EMAS Masih Trah Ke-14 Dari Raja Demak Bintoro.

“Agus ketika Ditemui Awak Media Di Hotel Mercure Kemayoran Jakpus pd hari Rabu [8/11/2023] Saat Acara Rakor Kementerian ATR BPN dan Penerimaan Penghargaan PIN Emas dari Kapolri Dan PIN Emas dari Kementerian ATR BPN ,Piagam Penghargaan dari Panglima TNI Bersama 11 Orang Prajurit TNI lainnya.

Keberhasilan ini semuanya Atas Arahan, Bimbingan dan petunjuk dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono SE MM, melalui Surat Perintah Nomor Sprin: 415/III/2013 Tanggal 9 Maret 2023 Tentang Perintah Kepada Brigjen TNI Mar Nawawi SE MM Selaku Dansatgas Anti mafia Tanah Mabes TNI ,untuk bekerja sama dan membangun “Sinergitas yg Solid dengan Bareskrim Polri,Kejaksaan Agung R.I dan Kementerian ATR BPN, Guna menumpas Kejahatan mafia tanah, selanjutnya Tim Bekerja secara Maksimal selama kurun waktu 7 bulan tanpa mengenal lelah untuk menghadapi mafia tanah yg bekerjanya secara Masiv dan terstruktur.

Pada Akhirnya Kerja Tim Hukum Satgas Anti mafia tanah mendapatkan Prestasi yg luar biasa dlm mengungkap Kejahatan Pemalsuan Surat-surat dan Girik yg dilakukan oleh Mafia tanah,saat ini Perkaranya sedang Proses hukum di Kejaksaan Agung RI dan Sudah Dinyatakan P21,Status pelakunya sudah Ditahan oleh Penyidik Bareskrim Polri, Dari Prestasi yg luar biasa ini Asset Negara yg bernilai kurang lebih Rp.10 Trilyun dapat terselamatkan.

Ternyata Agus Masih ada Keturunan dari Raja Demak ke-1 yaitu Raden Patah yg berkuasa di Demak Bintoro,sebagai Raja Kerajaan Islam pertama di pulau jawa.

Usai bernostalgia mengenang masa lampau Agus,yang penuh dengan perjuangan bersama sang ayah, sosok eks Ketua Tim Dosen hukum Perdata STHM Ditkumad tersebut lantas mengungkap hal tak terduga.

Jebolan Sekolah Perwira Wajib Militer Tahun 1990/1991 Gelombang II, Pendidikannya di Lembah Tidar Akmil Magelang ,itu rupanya masih memiliki hubungan darah dengan Raden Patah Raja Demak Bintoro Ke-1 ,salah satu sosok yang dikenal oleh masyarakat luas dan memiliki pengaruh di kawasan Kerajaan Demak Bintoro termasuk Kota Tuban sekitarnya yg terkenal dengan julukan bumi wali , merupakan Cikal Bakal dari leluhurnya Agus.

Hal itu dikarenakan Sang ibunda merupakan keturunan yg Ke-13 dari Raja Demak dengan gelar Senopati Jimbun Demak 1, Jati diri ini memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan ajaran dan agama Islam di tanah jawa.

Raden Patah merupakan putra dari pasangan Prabu Brawijaya Ke-V dengan putri Champa ,[ Keponakan dari Sunan Ampel ] kemudian melahirkan Raden Patah Demak -1 , kemudian menurunkan 2 orang Putra yaitu Sultan Akbar Demak-2, dan Sultan Trenggono sebagai Raja Demak-3 ,yg kemudian menikahi putrinya Sunan kalijaga dan melahirkan, Panembahan Madiun [ Raden Ronggo Jumeno atau Pangeran Timur ] Trah ini merupakan jalur dari ibunda Brigjen TNI Agus.

Penembahan Madiun menikah dengan putrinya Pangeran Sabrang lor yg masih saudara sepupu [ Misanan dlm bahasa jawa ] kemudian melahirkan ,Raden Mas Lonthong Bupati Japan,bergelar Pangeran Arya Irawan juga Panembahan Japan Selanjutnya menurunkan,Pangeran Sujono Putro Bupati Japan ke-3 kemudian pindah menjadi Bupati Tuban yg ke-22, menikah dengan Raden Ayu Fatimah putrinya Pangeran Pekik dari Surabaya ( merupakan cucu dari Sunan Ampel ) menurunkan Anak Raden Tumenggung Tirto Kusumo menjadi Bupati Lasem, menikah dengan putrinya Kyai Tumenggung Merdiguno Ke-2 menurunkan Anak Raden Tirto Noto Bupati Blora Pertama menurunkan Anak Raden Tirto Diwongso sebagai Petani di Desa Prunggahan Kec.Semanding Kab.Tuban menurunkan Anak Raden Kerto Kusumo kemudian menurunkan anak Raden Kerto Wijoyo menjadi Kepala Desa Prunggahan, kemudian menurunkan Anak Raden Tirto Wijoyo Amat Shaleh menjadi Modin [ Pemimpin Agama Islam ] di Desa Prunggahan kemudian menurunkan Anak Raden Muhammad Harjo Taram juga sebagai Modin desa Prunggahan Kec. Semanding Kab.Tuban kemudian menurunkan Anak Raden Wuryam yg menikah dengan Seorang Guru SD P. Somodiharjo kemudian Menurunkan Anak 5 orang salah satunya bernama Hajah Mas Sriwoelan kemudian menikah dengan H. Kaswan mempunyai Anak 8 orang yg salah satunya adalah Brigjen TNI Agus , saat ini berdinas sebagai Waorjen TNI , ujar Agus sebelum mengakhiri percakapan dengan Awak media .

Menurut Silsilahnya,Raden Patah menikahi Ratu Asyikah Putrinya Sunan Ampel [Bong Swi Hoo] sebagai istri yg pertama melahirkan 2 Orang Anak : 1.Raden Surya / Pati Unus [Demak -2].
2.Raden Mas Sultan Trenggono yg menjadi Raja Demak Ke-3 , selanjutnya Raden Patah juga menikah dengan Putri Randu Sanga kemudian lahir Raden Kanduruwan dari istri yg kedua, selanjutnya Raden Patah juga menikahi Putrinya Adipati Jipang menurunkan Raden Aryo Penangsang, Ujar Agus sambil menutup buku Catatan Silsilah keluarga Besarnya “.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *