
Gambar Ilustrasi Penipuan Online
Patrolihukum.net — Sebuah investigasi mendalam mengungkapkan bahwa para pelaku penipuan dan perjudian online tidak hanya merugikan korban mereka, tetapi juga merupakan korban dari perbudakan modern di negara-negara ASEAN seperti Myanmar dan Kamboja. Para pelaku ini terlibat dalam praktik ilegal di mana mereka dipaksa bekerja tanpa bayaran dalam kondisi yang mengerikan.
Para penipu ini diketahui menjalankan ratusan akun palsu, menghabiskan lebih dari 14 jam sehari di belakang layar komputer. Mereka bekerja dalam ruangan sempit dan gelap, sering kali di bawah ancaman dan tekanan untuk memenuhi target harian yang ditetapkan oleh jaringan penipuan. Beberapa di antara mereka bahkan tidak diberi kesempatan untuk istirahat atau beristirahat yang layak.

Praktik ini bukan hanya merugikan individu yang menjadi korban dari kejahatan online, tetapi juga menunjukkan sisi gelap dari ekonomi digital yang semakin berkembang di kawasan ASEAN. Berbagai modus operandi digunakan, mulai dari penipuan klasik hingga manipulasi psikologis yang rumit, untuk memanipulasi dan merayu para korban.
Organisasi hak asasi manusia dan lembaga penegak hukum mendesak untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan melawan praktik perbudakan modern ini, serta untuk memperketat regulasi di bidang perjudian dan keamanan cyber. Untuk informasi lebih lanjut mengenai praktik ini dan upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi masyarakat.
Mari bersama-sama menjaga keamanan dan keadilan di dunia maya dengan saring sebelum sharing informasi yang tidak terverifikasi. Terima kasih atas perhatian dan kepedulian Anda terhadap masalah ini.
(Redaksi)