Bandung – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah mengembangkan pesawat N219 menjadi versi amphibi untuk memperkuat konektivitas dan ekonomi, serta mendukung kemandirian pertahanan Indonesia.
Menurut Adi Prastowo, Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT Dirgantara Indonesia, pesawat ini dirancang khusus untuk mengatasi tantangan transportasi di daerah terpencil yang sulit dijangkau darat. Dengan kemampuan amphibi, N219 dapat melayani tidak hanya transportasi penumpang dan logistik, tetapi juga potensi wisata perairan di Indonesia.

“Pengembangan N219 versi amphibi menggunakan floater komposit untuk pendaratan di perairan terbuka, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekosistem industri dalam negeri, termasuk pengembangan produksi floater domestik,” ujarnya.
PTDI bekerja sama dengan perusahaan Amerika, AEROCET dan MOMENTUM, dalam pengembangan floater ini untuk memenuhi standar internasional FAA pada tahun 2026.
“Pesawat N219 Amphibi diharapkan dapat mulai terbang perdana pada 2026 dan mendapatkan sertifikasi DKPPU Kementerian Perhubungan RI pada 2027,” tambahnya.
Dengan kecepatan hingga 296 km/jam dan jarak tempuh hingga 231 km, serta kemampuan take off di perairan dalam jarak 1.400 m, N219 Amphibi dianggap ideal untuk mendukung operasi militer, SAR, dan pengawasan wilayah maritim.
Adi menegaskan bahwa investasi dalam pengembangan N219 Amphibi merupakan bagian dari visi jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan ekonomi nasional.
(Redaksi)