Patrolihukum.net // Aceh – Hidup tak selalu berjalan sesuai rencana. Begitu pula yang dialami Melda Safitri, seorang ibu muda asal Aceh Singkil, yang harus berjuang sendirian setelah rumah tangganya kandas. Dicerai oleh suaminya, Melda memilih untuk tetap bertahan di kontrakan kecil bersama dua putrinya selama tiga bulan, sebelum akhirnya memutuskan pulang ke rumah orangtuanya.
Dalam wawancara eksklusif bersama pihak media televisi di Safitri Alshop Aceh, ibunda Melda, Bu Vina Berkoyo, menuturkan perjalanan penuh air mata putrinya yang tak mudah dilalui. “Setelah dicerai, dia tidak langsung pulang. Dia tetap tinggal di kontrakan itu, hanya bersama anak-anaknya. Dia jualan apa saja, mulai dari sosis, jajanan seribuan sampai minuman jasjus. Semua dia lakukan supaya tetap bisa makan dan membayar sewa,” tutur Bu Vina dengan mata berkaca-kaca.

Bertahan dengan Usaha Kecil dan Hutang yang Menumpuk
Melda memilih untuk tidak pulang ke rumah orangtuanya lantaran masih memiliki hutang hampir Rp10 juta. Ia merasa malu dan ingin menuntaskan tanggung jawabnya terlebih dahulu sebelum kembali. “Dia bilang ke saya, ‘Mak, biar aku selesaikan dulu hutang-hutangku. Aku mau pulang ke rumah dalam keadaan bersih,’” ujar sang ibu menirukan ucapan putrinya.
Dalam perjuangan itu, Melda berusaha keras mencari cara agar bisa melunasi utangnya. Ia bahkan rela menjual motor kesayangannya — yang dibeli dari hasil kerja kerasnya dulu saat masih bekerja di sebuah toko ponsel sebelum menikah. Motor itu laku Rp6 juta, dan uangnya langsung digunakan untuk membayar sebagian besar hutang-hutangnya.
“Sisa hutangnya dia cicil sedikit demi sedikit dari hasil jualan. Tidak pernah mengeluh, meski setiap hari hanya makan seadanya bersama anak-anak,” ungkap Bu Vina.
Pulang dengan Kepala Tegak dan Hati Lega
Setelah seluruh hutang lunas, Melda akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya di Singkil. Ia membawa dua anaknya dan meninggalkan kontrakan yang telah menjadi saksi bisu perjuangan dan air matanya selama berbulan-bulan.
“Dia meninggalkan Singkil dalam keadaan bersih, tanpa hutang sepeser pun. Saya bangga, meskipun caranya penuh air mata,” ucap Bu Vina lirih, menahan haru.
Kini Melda mulai menata hidupnya kembali. Ia masih berjualan kecil-kecilan di rumah orangtuanya sembari mengurus kedua anaknya yang masih kecil. Kisahnya menjadi cermin kekuatan seorang perempuan yang memilih bertahan, bukan menyerah, meski dunia terasa runtuh di hadapannya.
By: Edi Darminto












