Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Kabar Viral

Ketua FPII Jawa Barat Soroti Intimidasi Jurnalis oleh Oknum Bogorindo, Desak Sanksi Tegas

badge-check


Ketua FPII Jawa Barat Soroti Intimidasi Jurnalis oleh Oknum Bogorindo, Desak Sanksi Tegas Perbesar

Patrolihukum.net, Sukabumi, Jawa Barat – Kasus dugaan intimidasi terhadap seorang jurnalis di Sukabumi yang dilakukan oleh oknum karyawan PT. Bogorindo Cemerlang, menuai sorotan tajam dari Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Jawa Barat, Jaya Taruna. Ia menilai bahwa meski kasus ini telah diselesaikan melalui pendekatan keadilan restoratif, aspek perlindungan terhadap profesi jurnalis tidak boleh diabaikan.

Insiden intimidasi ini bermula dari aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh jurnalis berinisial AS, yang mempertanyakan legalitas perizinan camping ground milik PT. Bogorindo Cemerlang. Setelah pemberitaan tersebut terbit, pembangunan lokasi tersebut dihentikan karena diketahui belum mengantongi izin resmi dari instansi terkait.

Ketua FPII Jawa Barat Soroti Intimidasi Jurnalis oleh Oknum Bogorindo, Desak Sanksi Tegas

Namun, tindakan jurnalistik tersebut justru berujung pada ancaman yang dikirimkan melalui aplikasi WhatsApp oleh dua oknum security perusahaan, masing-masing berinisial AT dan CA. AS pun melaporkan insiden itu ke Polsek Cibadak. Pada Kamis, 19 Juni 2025, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai di hadapan penyidik dengan pendekatan keadilan restoratif.

Meski demikian, Jaya Taruna menggarisbawahi bahwa upaya damai tersebut tidak serta-merta menghapus dimensi pelanggaran hukum yang lebih besar. Menurutnya, tindakan intimidatif yang menghalangi kerja jurnalistik bukan hanya melanggar UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, tetapi juga dapat dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), yang ancaman hukumannya bisa mencapai empat tahun penjara.

“Kita hormati upaya damai dengan pendekatan keadilan restoratif. Namun, ini bukan sekadar perkara pribadi. Ada profesi jurnalis yang dilindungi undang-undang. Jika ancaman terhadap jurnalis dibiarkan begitu saja, ini menjadi preseden buruk bagi kebebasan pers,” ujar Jaya Taruna saat diwawancarai pada Sabtu, 21 Juni 2025.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa intimidasi terhadap jurnalis bukanlah persoalan yang bisa dianggap sepele. Terlebih dalam kasus ini, pemberitaan AS justru membantu membuka mata publik terhadap dugaan pelanggaran izin pembangunan oleh pihak perusahaan.

“Karena pemberitaan itulah publik jadi tahu bahwa perusahaan belum punya izin. Ini justru membuktikan fungsi kontrol media berjalan dengan baik. Tapi sayangnya, balasannya adalah ancaman,” lanjut Jaya.

Jaya juga mengkritisi lemahnya penegakan hukum terhadap pelaku-pelaku intimidasi terhadap jurnalis. Ia meminta aparat penegak hukum agar tetap memproses kasus ini secara objektif dan tidak hanya berhenti di meja damai. Menurutnya, jika tidak ada sanksi tegas, maka praktik ancaman terhadap jurnalis bisa kembali terulang di masa mendatang.

“FPII sudah banyak menangani kasus serupa. Kami akan kawal terus prosesnya. Negara harus hadir untuk melindungi jurnalis dari praktik intimidatif seperti ini,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Jaya Taruna kembali menekankan bahwa kebebasan pers adalah pilar utama demokrasi. Intimidasi terhadap jurnalis, apalagi dalam konteks kerja jurnalistik yang sah, merupakan ancaman nyata terhadap hak publik untuk memperoleh informasi yang benar dan transparan.

FPII Jawa Barat juga menyerukan kepada semua pihak, baik swasta maupun pemerintah, agar menghormati dan melindungi kerja-kerja jurnalis. Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran penting agar semua pihak lebih bijak dalam menyikapi kritik dan sorotan media.

Sumber: Eric – FPII Jawa Barat
Pewarta: Tim Redaksi MPH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo dan BPJS Serahkan Santunan Rp70 Juta ke Ahli Waris

22 Juni 2025 - 21:48 WIB

Pemkot Probolinggo dan BPJS Serahkan Santunan Rp70 Juta ke Ahli Waris

Polres Bangkalan Dinilai Lindungi Judi Sabung Ayam, LSM Jawapes Siap Adu Data ke Polda Jatim

22 Juni 2025 - 20:49 WIB

Polres Bangkalan Dinilai Lindungi Judi Sabung Ayam, LSM Jawapes Siap Adu Data ke Polda Jatim

Sambut Hari Bhayangkara ke 79. Polres Morowali Utara bedah rumah warga

22 Juni 2025 - 16:50 WIB

Sambut Hari Bhayangkara ke 79. Polres Morowali Utara bedah rumah warga

Viral! Aksi Mengatasnamakan Keluarga Bupati Banggai Laut di Polsek Banggai Tuntut Media Hentikan Pemberitaan

22 Juni 2025 - 12:51 WIB

Viral! Aksi Mengatasnamakan Keluarga Bupati Banggai Laut di Polsek Banggai Tuntut Media Hentikan Pemberitaan

Pasien BPJS Meninggal Dunia di RSU Aghisna Medika Sidareja, Tagihan Belasan Juta Menghantui Keluarga

22 Juni 2025 - 12:25 WIB

Pasien BPJS Meninggal Dunia di RSU Aghisna Medika Sidareja, Tagihan Belasan Juta Menghantui Keluarga
Trending di Kabar Viral