Patrolihukum.net // Kuningan, 26 April 2025 – Pemandangan memilukan terlihat setiap pagi di Desa Pasir Agung, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan. Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pasir Agung asal Dusun Harjamukti nekat menyeberangi jalur bekas longsoran untuk sampai ke sekolah. Hal ini terjadi akibat jembatan bambu satu-satunya akses penghubung desa dengan sekolah ambruk diterjang longsor setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Jumat malam (25/04/2025).
Kondisi ini tidak hanya menyulitkan para siswa, tetapi juga membahayakan keselamatan mereka. Jalan setapak yang kini menjadi satu-satunya jalur alternatif penuh dengan lumpur dan licin, serta berada di pinggiran jurang sisa longsor. Namun, semangat anak-anak untuk menuntut ilmu tak surut, meski harus mempertaruhkan nyawa mereka setiap pagi dan siang.

Kepala Desa Pasir Agung, Dede Mulyana, membenarkan kondisi memprihatinkan tersebut. Ia menyatakan bahwa jembatan bambu yang runtuh akibat longsor merupakan satu-satunya akses warga Dusun Harjamukti menuju sekolah dan pusat desa.
“Saya sangat prihatin dengan keadaan ini. Jembatan bambu itu sangat vital bagi warga dan terutama bagi anak-anak sekolah. Saya harap pemerintah kabupaten maupun provinsi segera turun tangan untuk membantu membangun kembali akses tersebut,” ujar Dede dengan nada serius.
Warga setempat, Kosim, juga menyampaikan keprihatinannya. Ia menyaksikan langsung perjuangan para siswa menyeberangi jalur bekas longsoran yang sangat berbahaya. Menurutnya, jika kondisi ini dibiarkan berlarut, bukan tidak mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa anak-anak.
“Setiap hari anak-anak sekolah harus melewati jalan yang licin dan sempit. Saya lihat sendiri betapa berbahayanya. Kami sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga masa depan anak-anak kita,” tutur Kosim.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah konkret dari pihak Pemerintah Kabupaten Kuningan terkait penanganan darurat akses jalan dan pembangunan kembali jembatan. Masyarakat berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap kondisi ini, karena menyangkut keselamatan dan hak dasar anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dengan layak dan aman.
(Tim Redaksi/**)













