Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Inspiratif

Istri Adalah Pilihan, Bukan Anugerah: Siapakah yang Tersisa?

badge-check


Istri Adalah Pilihan, Bukan Anugerah: Siapakah yang Tersisa? Perbesar

Patrolihukum.net — Sebuah kisah menyentuh hati kembali viral di media sosial dan grup percakapan. Kisah tersebut berasal dari sebuah ruang kelas kuliah yang dipenuhi mahasiswa-mahasiswa berkeluarga. Di dalamnya, seorang profesor menyampaikan pelajaran yang tidak akan pernah terlupakan oleh siapapun yang menyaksikannya. Pelajaran tentang siapa sebenarnya sosok yang paling berharga dalam hidup—dan siapa yang akan benar-benar tetap tinggal hingga akhir perjalanan.

Cerita itu berawal saat sang profesor meminta salah satu mahasiswa untuk maju ke depan dan menuliskan sepuluh nama orang terdekat dalam hidupnya. Tanpa berpikir panjang, mahasiswa itu menuliskan nama-nama seperti orang tua, istri, anak, saudara kandung, sahabat, dan rekan kerja. Suasana masih terasa santai dan penuh senyuman.

Istri Adalah Pilihan, Bukan Anugerah: Siapakah yang Tersisa?

Namun, ketegangan mulai terasa saat sang profesor meminta mahasiswa tersebut untuk mencoret tiga nama dari daftar. Tugas itu mungkin tampak sederhana, tetapi maknanya begitu dalam. Dengan perlahan, mahasiswa itu mencoret nama-nama yang mungkin tidak terlalu dekat secara emosional.

Langkah demi langkah, sang profesor terus meminta untuk mencoret nama-nama berikutnya, hingga akhirnya hanya tersisa tiga nama: ibu, anak, dan istri.

Ruangan menjadi sunyi. Tak seorang pun yang berani berbicara. Semua tahu, ini bukan sekadar permainan. Ketika sang profesor meminta mahasiswa itu untuk mencoret satu nama lagi, waktu terasa berhenti. Dengan gemetar, mahasiswa itu akhirnya mencoret nama ibunya. Air matanya mulai menggenang. Namun, profesor belum berhenti.

“Silakan coret satu nama lagi,” kata profesor dengan suara tenang, tapi mengguncang hati.

Mahasiswa itu tampak semakin bimbang. Tangannya bergetar, pikirannya kalut. Dalam diam, ia akhirnya mencoret nama anaknya. Saat itulah, air matanya pecah. Ia menangis di hadapan teman-teman sekelasnya. Kesedihan tak hanya dirasakannya seorang diri, tetapi juga oleh seluruh ruangan.

Profesor bertanya, “Mengapa kamu memilih istrimu? Bukankah orang tua adalah yang membesarkanmu, dan anak adalah darah dagingmu? Bukankah istri bisa dicari lagi?”

Dengan suara lirih dan tersendat air mata, mahasiswa itu menjawab, “Orangtua saya akan pergi meninggalkan saya suatu saat nanti. Anak saya pun akan tumbuh besar, menikah, dan meninggalkan saya. Tapi istri saya… dia adalah satu-satunya yang memilih untuk tetap tinggal, bahkan ketika hidup ini terasa sangat berat.”

Ia melanjutkan, “Orangtua dan anak adalah anugerah dari Tuhan. Tapi istri? Istri adalah pilihan saya. Dari miliaran wanita di dunia, saya memilih dia. Dan dia juga memilih saya.”

Kisah ini seakan menyadarkan banyak orang akan makna terdalam dari pernikahan. Bahwa ikatan pernikahan bukan hanya soal legalitas atau tradisi, melainkan tentang pilihan sadar untuk saling mendampingi dalam suka dan duka, hingga maut memisahkan.

Di tengah derasnya arus perceraian dan egoisme dalam rumah tangga, kisah ini menampar banyak hati. Betapa sering pasangan dilupakan nilainya, padahal merekalah yang terus bertahan di samping kita ketika dunia mulai meninggalkan.

Satu pesan sederhana dari kisah ini adalah: hargailah pasanganmu. Karena dalam perjalanan panjang kehidupan, merekalah yang akan tetap menggandeng tanganmu ketika semua orang telah pergi.

 

Penulis: Story Wanita
Editor: Edi D 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke-79, Kapolsek Kenduruan Polres Tuban Beri Santunan Anak Yatim

2 Juli 2025 - 18:01 WIB

Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke-79, Kapolsek Kenduruan Polres Tuban Beri Santunan Anak Yatim

Sering Angkat Berita Panas, Rumah Jurnalis di Probolinggo Hampir Dibakar Orang Tak Dikenal

2 Juli 2025 - 12:49 WIB

Sering Angkat Berita Panas, Rumah Jurnalis di Probolinggo Hampir Dibakar Orang Tak Dikenal

HUT Bhayangkara ke-79, Presiden Prabowo: Jadilah Polisi Dicintai Rakyat

2 Juli 2025 - 11:29 WIB

HUT Bhayangkara ke-79, Presiden Prabowo: Jadilah Polisi Dicintai Rakyat

Cicilan Sepeda Motor di MAF Perdagangan Sudah Lunas, BPKB Sepeda Motor Tak Bisa Diambil

1 Juli 2025 - 23:05 WIB

Cicilan Sepeda Motor di MAF Perdagangan Sudah Lunas, BPKB Sepeda Motor Tak Bisa Diambil

DPRD dan Pemkab Bahas KUA-PPAS P-APBD 2025 Probolinggo Defisit 173 M

1 Juli 2025 - 22:55 WIB

DPRD dan Pemkab Bahas KUA-PPAS P-APBD 2025 Probolinggo Defisit 173 M
Trending di Nasional