Patrolihukum.net — Sebuah kontroversi besar melanda media sosial setelah foto-foto lima tokoh muda Nahdliyin (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel viral di Twitter dan platform lainnya. Para tokoh yang diketahui memiliki pemahaman agama Islam ini, termasuk Zen Maarif, menjadi pusat perhatian setelah pertemuan tersebut dipublikasikan.
Eksposur yang luas dari pertemuan ini tidak hanya memicu reaksi tajam dari warganet, tetapi juga menimbulkan kritik keras dari berbagai pihak, termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ahmad Fahrur Rozi, Ketua PBNU Bidang Keagamaan, menegaskan bahwa kelima tokoh tersebut tidak mendapatkan mandat resmi dari organisasi dan menyesalkan peristiwa ini terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara Palestina dan Israel.

“Pertemuan ini sangat disesalkan, mengingat situasi politik yang masih memanas di kawasan tersebut,” ujar Ahmad Fahrur Rozi dalam pernyataannya.
Reaksi keras dari publik terhadap pertemuan ini mencuat dalam bentuk ejekan di media sosial, di mana kelima tokoh muda NU itu disebut sebagai “Netanyahu United”. Hal ini menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap isu Palestina-Israel di kalangan masyarakat Indonesia, yang mayoritasnya mendukung solidaritas terhadap Palestina.
Namun, Zen Maarif dan pihak terkait berpendapat bahwa pertemuan ini tidak bermaksud untuk mendukung kebijakan politik Israel, melainkan sebagai bagian dari upaya dialog antarbangsa untuk memahami berbagai perspektif dalam konflik tersebut.
(Edi D/Red/*)