Jayapura – Belum lama ini tepatnya pada 28 Agustus 2023 lalu, Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua kembali melakukan aksi pembunuhan terhadap aktivis kemanusiaan Papua Michelle Kurisi Doga di Distrik Kolowa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Menanggapi hal tersebut, Danrem 172/PWY Brigjen TNI Dedi Hardono menuturkan, kejadian tersebut menambah deretan panjang aksi pembunuhan oleh KST kepada masyarakat sipil di tanah Papua. Sepanjang tahun 2022 hingga 2023 sudah sangat banyak masyarakat sipil antara lain supir, tukang ojek, pedagang, guru, tenaga kesehatan, pekerja bangunan yang dibunuh secara kejam dengan dalih merupakan intelijen TNI.
“Kekejaman KST di Papua sudah sangat biadab dan tidak berkeprimanusiaan,” kata Danrem dalam keterangannya, Senin (4/9/2023).
Danrem secara tegas menyampaikan, Michelle kurisi bukan intelijen TNI. Sebab TNI tidak menggunakan masyarakat sipil Papua (OAP) maupun pendatang sebagai intelijen.
“TNI sudah memiliki personel sendiri yang dididik dan disiapkan dengan baik sebagai aparat intelijen serta mempunyai perlengkapan yang cukup memadai dalam mendukung kegiatan intelijen,” tegasnya.
Michelle Kurisi merupakan aktivis kemanusiaan yang berjuang untuk membantu masyarakat Papua di pengungsian yang ketakutan akibat adanya gangguan keamanan dari KST Kodap III Nduga.
“Michelle juga cucu dari Kepala Suku Silo dan aktivis perempuan yang begitu peduli akan kedamaian di tanah Papua. Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY mengucapkan turut berduka cita yang mendalam dan mengutuk keras perbuatan keji tersebut,” ucap Danrem.
Sementara itu, terkait dengan ancaman KST yang akan menggangu masyarakat diwilayah Kenyam, Danrem menyampaikan bahwa TNI siap mengambil tindakan.
“Jika mereka (KST) mengganggu masyarakat, maka TNI siap bertindak. Karena kehadiran TNI di tengah-tengah masyarakat adalah untuk menjaga keamanan dan memberikan rasa nyaman,” tegas Danrem.
(Edi D/Tim/*)