Patrolihukum.net // JAKARTA — Ketua Dewan Penasehat Ikatan Alumni Universitas Jayabaya, Bambang Soesatyo, mendorong peran strategis para alumni perguruan tinggi dalam menjawab tantangan pelemahan ekonomi global. Dalam sambutannya di acara Silaturahmi & Reuni Alumni Universitas Jayabaya yang digelar di Jakarta pada Minggu (18/5/2025), pria yang akrab disapa Bamsoet ini menekankan pentingnya pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan inovasi teknologi sebagai alternatif solusi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Bamsoet yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Anggota DPR RI ini menyampaikan bahwa sinergi antara alumni lintas bidang keilmuan dapat menjadi katalisator bagi penciptaan ekosistem digital yang kompetitif dan berkelanjutan.

“Dalam era digital saat ini, ikatan alumni tak sekadar menjadi tempat reuni atau ajang silaturahmi, tapi juga wadah untuk mendorong inovasi, kolaborasi, serta pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi,” ujarnya.
Mantan Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua MPR RI ke-15 ini menambahkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemimpin ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Mengutip laporan e-Conomy SEA, potensi nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD 220 hingga 360 miliar pada tahun 2030.
Bamsoet juga mengapresiasi langkah pemerintah yang telah merumuskan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) 2020–2045 sebagai pedoman utama pengembangan AI di Indonesia. Namun menurutnya, kontribusi masyarakat sipil, termasuk ikatan alumni, tetap krusial untuk memastikan strategi tersebut terealisasi secara konkret dan inklusif.
“Kontribusi alumni dapat terlihat dalam banyak aspek. Misalnya, alumni teknik komputer bisa berkolaborasi dengan alumni pemasaran untuk menciptakan produk digital yang inovatif dan tepat guna,” jelas Bamsoet.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya peran alumni dalam hilirisasi riset, terutama di bidang kecerdasan buatan. Menurutnya, banyak penelitian di universitas yang potensial namun tak berlanjut ke tahap komersialisasi karena minimnya akses ke industri.
“Alumni yang kini berkecimpung di sektor industri bisa membantu menjembatani riset kampus dengan kebutuhan pasar. Ini penting agar hasil penelitian tidak hanya berhenti di laboratorium,” tambahnya.
Bamsoet juga menyebutkan bahwa alumni yang kini duduk di lembaga pemerintahan atau regulator dapat memberikan kontribusi nyata dalam penyusunan kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan regulasi ekonomi digital dan AI. Peran tersebut, lanjutnya, dapat memastikan bahwa kebijakan pemerintah tetap relevan, adaptif, dan berpihak kepada kebutuhan industri serta masyarakat luas.
“Ke depan, sinergi antara universitas, alumni, pemerintah, dan sektor industri perlu terus diperkuat. Ini kunci agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen dan pemain utama di kancah digital global,” tegasnya.
Bamsoet menutup sambutannya dengan ajakan kepada seluruh alumni Jayabaya dan dari institusi pendidikan lainnya untuk bersatu dalam gerakan kolektif yang mendorong kemajuan teknologi nasional. Dengan semangat gotong royong, ia optimistis bahwa jaringan alumni dapat menjadi salah satu tulang punggung dalam transformasi ekonomi digital Indonesia. (Edi D/*)