Patrolihukum.net — Proses transfer teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Anka dari Turkish Aerospace Industry (TAI) kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) masih menunggu efektifitas kontrak kerja sama pengadaan drone tempur tersebut. Kerja sama yang dijalin antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan) dan TAI Turki ini menjadi langkah strategis dalam pengembangan industri pertahanan nasional.
Manajer Komunikasi Perusahaan & Hubungan Kelembagaan PTDI, Adi Prastowo, menjelaskan bahwa kerja sama ini akan efektif begitu kontrak pengadaan UAV Anka antara Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kemhan dan TAI Turki telah berlaku efektif. Hingga saat ini, kontrak tersebut masih dalam proses pembiayaan dan garansi dari bank.
“Kontrak akan efektif jika sudah ada pembayaran, yang saat ini sedang dalam proses. Pembiayaan untuk program ini tengah dalam tahap garansi,” ujar Adi saat dihubungi pada Minggu, 5 Januari 2025.
Kontrak yang pertama kali diungkap pada Juli 2023 ini mencakup pengadaan selusin UAV Anka yang akan diserahkan kepada Kemhan. Sebagai imbal balik dari kontrak ini, PTDI akan menerima transfer teknologi dari TAI yang disebut dengan offset program. Adi menjelaskan, terdapat tiga komponen utama dalam offset tersebut yang akan memperkuat kemampuan PTDI dalam bidang industri pesawat tanpa awak.
Pertama, PTDI akan membangun kemampuan untuk melaksanakan Final Assembly Line (FAL) dan Flight Line untuk enam unit UAV Anka. Kedua, PTDI akan meningkatkan kapabilitas dalam hal pemeliharaan, perbaikan, dan pengoperasian UAV Anka. Ketiga, program Transfer of Technology akan mencakup pelatihan dan praktik bagi insinyur, pilot, serta flight test engineer, serta pengembangan data link PTDI untuk mendirikan UAV Center yang bertujuan agar Indonesia bisa menjadi industri UAV yang mandiri tanpa tergantung pada perusahaan asing lainnya.
Program offset ini diharapkan dapat mempercepat Indonesia dalam menciptakan ekosistem industri UAV yang lebih kuat dan mandiri. Namun, semua tahapan ini masih menunggu efektivitas kontrak pengadaan UAV Anka yang diharapkan dapat segera terealisasi.
Adi juga menambahkan bahwa meski belum ada kepastian waktu, kabar terbaru yang diterima menunjukkan bahwa kontrak tersebut akan segera efektif dalam waktu dekat. Setelah kontrak berlaku efektif, PTDI dan TAI dapat mulai melaksanakan berbagai program transfer teknologi yang sudah disepakati.
Dengan adanya pengadaan UAV Anka dan transfer teknologi ini, PTDI tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam industri pertahanan, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan teknologi UAV domestik yang dapat digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk untuk pengawasan dan pertahanan udara.
(Edi D/Red/*)
