Pati, Patrolihukum.net —- Ribuan massa bergerak dengan berjalan kaki dari alun-alun Kabupaten Pati menuju Kantor Pos untuk mengantarkan surat kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Jakarta. Dikawal oleh kepolisian dan TNI masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) terus berorasi guna melengserkan Bupati Sudewo. Surat yang ditujukan kepada KPK dari masyarakat Pati untuk mengusut Tuntas tentang dugaan korupsi yang dilakukan oleh Sudewo sewaktu duduk di DPR RI. (25/08)
Diketahui bahwa Bupati Pati Sudewo sebelum menjabat Bupati adalah anggota DPR RI Komisi 5, pada tahun 2023 terseret dugaan kasus suap di lingkup DJKA (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) , dari kasus itu KPK sudah menetapkan 10 tersangka dan Sudewo hingga kini belum ditetapkan sebagai tersangka meskipun sudah di OTT di rumahnya ditemukan uang 3 miliar Rupiah.

Di tengah ramainya demo yang menginginkan pelengseran Bupati Sudewo, kasus dugaan suap tersebut kembali mencuat dan pada tanggal 22 Agustus Sudewo mendapat panggilan dari KPK namun tidak hadir dengan alasan ada kepentingan lain yang sudah terjadwal dan akan diagendakan ulang.
Masyarakat yang berorasi di atas truk trailer terus meneriakkan Pati tidak butuh pemimpin yang arogan, korup dan pemimpin yang tidak tertib. “Kami masyarakat Pati adalah orang yang tertib, hanya Bupatinya yang tidak tertib karena tidak mau memenuhi undangan KPK, masyarakat Pati semua dimohon tertib untuk damai jangan sampai ada pihak-pihak yang memprovokasi, kita adalah orang-orang yang cinta damai, tetap jaga kondusifitas, ini adalah aksi damai untuk mengirimkan surat ke KPK untuk mendukung KPK mengusut Tuntas kasus suap oleh Sudewo, ” Pekik orator.
Lanj.utnya, “Jangan mau diadu , ini adalah murni dari gerakan rakyat tidak ada politik yang menunggangi, kami hanya ditunggangi oleh rakyat, yang bilang ditunggangi politik adalah untuk mengadu domba kita . Rakyat Pati tidak mau mempunyai bupati yang arogan, lengserkan…!!” Pekik dari salah satu orator di atas truk trailer yang mengantar ke kantor pos dengan diiringi ribuan massa. (Edi D/Red/PRIMA)