Beijing, 3 Juni 2024 — Pakar militer Tiongkok, Fu Qianshao, menyoroti kemungkinan penggunaan konsep arsitektur terbuka dalam pengembangan pesawat tempur generasi mendatang Tiongkok. Hal ini diprediksi akan memungkinkan proses pengembangan, produksi, dan pengiriman yang lebih cepat. Pandangan tersebut, yang diterbitkan oleh Global Times, menyoroti ambisi Tiongkok untuk memperkuat posisinya di ranah militer internasional.
Menurut Fu Qianshao, China telah menghadapi ketertinggalan signifikan dibandingkan dengan Amerika Serikat dalam pengembangan jet tempur generasi berikutnya. Namun, pandangan lain mengindikasikan kemungkinan China mengatasi AS atau bahkan melampaui dalam bidang ini.
China telah menjaga kerahasiaan seputar tahap pengembangan pesawat tempur generasi berikutnya. Hal ini menimbulkan spekulasi apakah pesawat tersebut bahkan sedang dikembangkan. Namun, dengan investasi besar-besaran dari negara-negara seperti AS, Rusia, dan Eropa dalam proyek-proyek sejenis, China kemungkinan besar mengambil langkah serupa.
Pilot uji coba Chengdu J-20 Mighty Dragon, Li Gang, menegaskan bahwa teknologi penerbangan China terus berkembang, dengan keyakinan bahwa generasi berikutnya akan segera muncul.
Meskipun informasi konkret masih terbatas, Fu Qianshao percaya bahwa pengembang Cina dapat mengikuti tren global dalam pengembangan pesawat tempur generasi mendatang. Ini termasuk integrasi kecerdasan buatan, penggunaan drone wingman, pengembangan mesin canggih, meningkatkan kesadaran situasional, meningkatkan kemampuan siluman, dan mengambil peran dalam node C4ISR.
Terkait dengan pesawat tempur utama China, Chengdu J-20 Mighty Dragon, Li Gan menjelaskan bahwa peningkatan terus-menerus dilakukan untuk mengatasi tantangan teknologi dan ancaman baru dengan peningkatan sistem misi.
Perkembangan ini menyoroti komitmen Tiongkok dalam mengukuhkan kehadirannya di arena militer global, sambil menegaskan kemampuannya untuk berinovasi dan bersaing di masa depan. (**)