Probolinggo, Patrolihukum.net –
Polemik warisan antara dua kakak beradik, Bapak Suadji Berasal Desa Bulang dan Ibu Farida Berasal Dari Desa Pajurangan, Mediasi tersebut Di laksanakan Di Kantor Desa Pesisir, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Di karenakan Tanah Seluas Satu Hektar Enam Ratus empat menjadi perhatian publik, terutama setelah ramai diberitakan dan beredar video mediasi di media sosial. Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Pesisir, Sanemo, memberikan penjelasan secara terbuka mengenai kronologi mediasi yang dilakukan di Kantor Desa.
Sanemo Kepala Desa Pesisir menegaskan, bahwa mediasi tersebut berjalan dengan baik dan tanpa tekanan dari pihak manapun. Ia menjelaskan bahwa saat Bapak Suadji datang ke kantor desa, kondisinya sehat dan mampu berjalan sendiri tanpa bantuan. “Beliau turun dari mobil, berjalan sendiri ke pendopo desa dan duduk berdampingan dengan Ibu Farida. Tidak ada yang menggendong atau memapah,” ujarnya.

Dalam mediasi itu, Kepala Desa Pesisir Sanemo menyampaikan arahan dan masukan agar kedua belah pihak bisa berdamai dan menemukan jalan tengah. Pihak kepolisian yang turut hadir juga menyarankan agar mediasi dilakukan secara terbatas hanya antara Bapak Suadji dan Ibu Farida, tanpa kehadiran anak dan cucu mereka. Hal ini karena setiap kali seluruh keluarga besar dikumpulkan, sering kali terjadi pertengkaran dan saling menyalahkan.
Sanemo juga meluruskan informasi yang menyebutkan bahwa kantor desa dikunci saat mediasi berlangsung. “Kantor desa tidak dikunci. Perangkat keluar masuk seperti biasa. Kedua pihak diminta masuk ke ruang mediasi untuk berbicara berdua saja, tanpa tekanan dan dalam suasana damai,” tegasnya.
Hasil dari mediasi tersebut adalah keputusan damai di mana Bapak Suadji secara pribadi dan iklas memberikan bagian warisan kepada adeknya yang bernama Ibu Farida sebesar satu hektar dari total Satu hektar enam Ratus. lahan yang disengketakan. Pembagian tersebut, kata Sanemo, murni hasil kesepakatan pribadi antara kakak beradik tersebut, bukan intervensi dari pemerintah desa. “Saya hanya memfasilitasi. Tidak ada satu pun keputusan pembagian yang dibuat oleh pemerintah desa. Itu murni keputusan dari Pak Suadji sendiri,” tambahnya.
Sanemo berharap, dengan selesainya masalah ini, hubungan kekeluargaan antara Bapak Suadji dan Ibu Farida bisa kembali harmonis dan tidak ada lagi perpecahan akibat intervensi dari pihak luar. “Semoga ini menjadi awal yang baik. Tidak hanya damai di balai desa, tapi damai seterusnya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Amin,” tutupnya.(Bambang)