Published: Edi D
Surabaya – Seorang petugas Angkasa Pura Juanda, Jawa Timur, berinisial AA, diduga melakukan tindakan arogan dan di luar aturan terhadap pedagang asongan. Tuduhan ini termasuk tindakan pemalakan yang dilakukan di area terminal maupun di luar wilayah terminal Juanda.

“Si AA ini sering meminta rokok dan uang. Saya yang hanya jualan di luar area terminal pun dimintai jatah,” ungkap salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya, Senin (13/1/2025).
Selain memalak, AA juga pernah salah tangkap orang saat bertugas di terminal. Kejadian ini menimpa seorang pria yang hendak menjemput istrinya dari luar negeri. Dengan nada arogan dan intimidasi, AA menuduh pria tersebut sebagai sopir taksi gelap (TG). Meski korban telah menunjukkan bukti berupa percakapan dengan istrinya, AA tetap tidak percaya dan bersikeras menolak klarifikasi korban.
Tidak hanya itu, tindakan rasis juga diduga dilakukan oleh AA. Korban salah tangkap mengaku diperlakukan tidak hormat dengan ujaran bernada diskriminatif. Perilaku semena-mena ini memicu kecaman publik dan dianggap mencoreng citra Angkasa Pura.
Ipunk, seorang aktivis sosial dan lingkungan, menyebut tindakan AA mencoreng nama baik Angkasa Pura. “Tindakan arogan dan kasar ini tidak mencerminkan sisi baik BUMN, khususnya Angkasa Pura. Kami berharap pihak terkait segera menindak tegas AA,” tegasnya.
Ipunk menambahkan, perilaku AA yang diduga sering memalak juga dapat dikenakan sanksi hukum, selain sanksi administratif berupa pemecatan secara tidak hormat. “Saya yakin tindakan ini di luar kebijakan Angkasa Pura, sehingga perlu langkah tegas agar citra instansi tetap terjaga,” lanjutnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak manajemen Angkasa Pura terkait tindakan AA yang dinilai meresahkan ini. (**)