Patrolihukum.net // Kasikan, Tapung Hulu – Kasus kematian tragis yang menimpa Suryono alias Kentung, Ketua Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, hingga kini masih menyisakan misteri. Meski sudah berlalu beberapa waktu, aparat kepolisian dinilai bergerak lamban dalam mengungkap tabir peristiwa berdarah ini.
Sejumlah anggota Koperasi SPTI Kasikan secara terang-terangan menuding bahwa akar persoalan pembunuhan tersebut diduga kuat terkait konflik bisnis bongkar muat pupuk di empat perusahaan BUMN yang beroperasi di wilayah Tapung Hulu, yakni Tamora, Trantam, Sei Lindai, dan Berlian.

“Persoalan bongkar muat pupuk ini sudah lama memicu ketegangan antar kelompok. Kami menduga keras, motif pembunuhan Kentung tidak lepas dari konflik bisnis tersebut,” ujar seorang anggota koperasi saat ditemui wartawan.
Masyarakat Mulai Resah, Khawatir Konflik Melebar
Desakan serupa juga datang dari masyarakat setempat. Mereka menilai lambannya pengungkapan kasus ini berpotensi memicu konflik horizontal. Kekhawatiran akan terjadinya bentrokan antarwarga semakin menguat seiring belum adanya kepastian dari pihak kepolisian.
“Kalau terus dibiarkan berlarut-larut, jangan salahkan masyarakat jika bertindak sendiri. Polisi tidak boleh terlihat tumpul menghadapi kasus besar seperti ini,” kata seorang warga Kasikan yang enggan disebut namanya.
Hasil investigasi lapangan juga menguatkan dugaan bahwa sengketa bongkar muat pupuk memang menjadi pemicu utama. Isu ini bukan lagi sekadar desas-desus, melainkan sudah menjadi pembicaraan terbuka di tengah masyarakat Tapung Hulu.
Polda Riau Diminta Turun Tangan
Kekecewaan warga semakin bertambah karena hingga kini belum ada titik terang terkait siapa pelaku pembunuhan. Desakan agar Polda Riau segera turun tangan kian menguat demi mencegah runtuhnya kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.
“Jangan sampai kematian Kentung hanya jadi misteri yang digantung. Polisi harus membuktikan taringnya. Kalau tidak, preseden buruk akan mencoreng wajah penegakan hukum di Riau,” tegas seorang tokoh masyarakat Desa Kasikan.
Warga menilai, jika kasus ini terus mandek di tingkat Polsek Tapung Hulu, maka intervensi dan atensi serius dari aparat kepolisian di level yang lebih tinggi menjadi keniscayaan.
Menanti Keberanian Aparat Tegakkan Keadilan
Masyarakat Kasikan dan Tapung Hulu kini hanya bisa berharap aparat kepolisian segera bekerja profesional dan transparan. Bagi mereka, keadilan bagi Suryono alias Kentung adalah harga mati.
Kasus ini bukan hanya tentang nyawa seorang ketua serikat pekerja, melainkan juga menyangkut marwah penegakan hukum serta stabilitas sosial di Kabupaten Kampar. Jika lamban ditangani, dikhawatirkan konflik bisnis akan merembet menjadi konflik sosial yang lebih luas.
Sampai berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan terbaru penyelidikan kasus kematian Suryono. Publik kini menanti, apakah aparat benar-benar berani menuntaskan kasus ini atau justru membiarkannya menjadi misteri tanpa ujung.
(Edi D/Tim/PRIMA)