Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Berita

Ketua KNPI Riau Kritik Gubernur Abdul Wahid: Arogansi dan Atraksi Politik Jadi Sorotan

badge-check


Ketua KNPI Riau Kritik Gubernur Abdul Wahid: Arogansi dan Atraksi Politik Jadi Sorotan Perbesar

PEKANBARU – Setelah resmi dilantik sebagai Gubernur Riau periode 2025-2030, H. Abdul Wahid, S.Pd.I, M.Si, bersama Wakil Gubernur Riau, Ir. H. SF Hariyanto, MT, langsung bergerak cepat melakukan roadshow ke berbagai kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Langkah ini awalnya mendapat apresiasi karena dianggap sebagai bentuk komitmen dalam membangun komunikasi dengan jajaran birokrasi.

Namun, situasi mulai berubah ketika Abdul Wahid disebut-sebut mulai menunjukkan sikap arogan terhadap bawahannya. Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Harian Lepas (THL) di lingkungan Pemprov Riau mengaku merasakan perubahan sikap gubernur yang dinilai semakin angkuh dalam berbagai kesempatan. Jika sebelumnya dikenal ramah terhadap para senior, kini Abdul Wahid disebut lebih sering bersikap keras dan memperlihatkan superioritasnya seperti seorang raja.

Ketua KNPI Riau Soroti Sikap Gubernur Abdul Wahid

Kritik tajam terhadap kepemimpinan Abdul Wahid datang dari Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau, Larshen Yunus. Dalam sebuah pernyataan di depan Masjid Mako Brimob, Jalan Durian, Pekanbaru, Jumat (7/3/2025), Larshen Yunus menyoroti gaya kepemimpinan Abdul Wahid yang menurutnya lebih banyak menampilkan atraksi politik ketimbang bekerja secara nyata.

Ketua KNPI Riau Kritik Gubernur Abdul Wahid: Arogansi dan Atraksi Politik Jadi Sorotan

“Pak Gubernur Abdul Wahid yang kami hormati, saat ini yang dibutuhkan adalah kerja, kerja, dan kerja! Bukan atraksi dan intrik politik. Jangan hanya sibuk menyemprot kepala OPD di depan umum dan mempermalukan mereka. Yang dibutuhkan adalah kerjasama berbasis kompetensi, bukan sekadar mutasi jabatan karena kedekatan,” tegas Larshen Yunus.

Lebih lanjut, ia mengingatkan Abdul Wahid agar tidak melupakan sejarah, khususnya terkait kasus hukum saat dirinya masih aktif sebagai anggota DPRD Riau. Menurutnya, tidak ada pejabat yang benar-benar bersih, namun setidaknya harus menghindari manuver politik yang justru memperburuk citra pemerintahan.

Menyoal Kasus Dugaan Korupsi di DPRD, Nama Haji Suparman Kembali Disinggung

Dalam pernyataannya, Larshen Yunus juga menyinggung mantan Ketua DPRD Riau sekaligus mantan Bupati Rokan Hulu, Haji Suparman, yang pernah tersandung dugaan kasus korupsi. Menurutnya, Abdul Wahid seharusnya lebih berhati-hati dalam berpolitik dan tidak terjebak dalam arogansi kekuasaan.

“Pak Gubernur, kritik ini bentuk rasa cinta kami. Tapi ingat, hukum tetap harus dihormati. Jangan lupakan dugaan kasus hukum sewaktu bapak masih di DPRD. Salam dari Haji Suparman, yang pernah merasakan bagaimana supremasi hukum ditegakkan,” ujar Larshen Yunus.

Selain itu, Ketua KNPI Riau juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap Plt. Kadisdik Riau, Edi Rusma Dinata, S.Pd., M.Pd., yang tanpa alasan jelas diduga mendapat teguran keras dari Gubernur Abdul Wahid. Ia menilai tindakan seperti ini hanya menunjukkan gaya kepemimpinan yang tidak bijaksana.

Ancaman Bongkar Dugaan Kasus Lama di KPK

Menutup pernyataannya, Larshen Yunus menegaskan bahwa jika Abdul Wahid terus mempertahankan gaya kepemimpinannya yang arogan, maka pihaknya siap membawa persoalan dugaan kasus lama ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Jika Pak Gubernur semakin menjadi-jadi dengan gaya sok bersihnya, kami siap membongkar tabir misteri kasus lama di hadapan Gedung Merah Putih KPK RI di Jakarta. Salus Populi Suprema Lex Esto – kepentingan rakyat adalah hukum tertinggi,” tandasnya.

Sebagai aktivis anti-korupsi yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Riau dan Universitas Gadjah Mada (UGM), Larshen Yunus menegaskan bahwa semangat transparansi dan supremasi hukum harus tetap dijunjung tinggi di Riau.

Pernyataan keras dari Ketua KNPI Riau ini kini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan birokrasi. Apakah kritik ini akan mendapat respons dari Gubernur Abdul Wahid? Publik menantikan tindak lanjut dari pernyataan yang cukup mengguncang ini.

Sumber: Larsen Yunus   

Ketua KNPI Provinsi Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kapolres Morowali Utara mengecek arus mudik di Pelabuhan Feri Kolonodale. Lonjakan pemudik meningkat

28 Maret 2025 - 23:18 WIB

Kapolres Morowali Utara mengecek arus mudik di Pelabuhan Feri Kolonodale. Lonjakan pemudik meningkat

Ribuan Warga Padati Arak-Arakan Ogoh-Ogoh Dalam Perayaan Nyepi 1947 di Sumber

28 Maret 2025 - 17:44 WIB

Ribuan Warga Padati Arak-Arakan Ogoh-Ogoh Dalam Perayaan Nyepi 1947 di Sumber

Penyaluran BLT-DD Ekstrem Triwulan 1 Tahun 2025 di Asembagus

28 Maret 2025 - 12:18 WIB

Penyaluran BLT-DD Ekstrem Triwulan 1 Tahun 2025 di Asembagus

Diminta Pemda Morut (Negara) Tidak Takut Korporasi, Tagih Tunggakan Pajak PT.SEI 2019 Rp.3.3 Milyar

28 Maret 2025 - 07:47 WIB

Diminta Pemda Morut (Negara) Tidak Takut Korporasi, Tagih Tunggakan Pajak PT.SEI 2019 Rp.3.3 Milyar

Temuan Kandungan Mangan Berlebih dalam AMDK Situbondo, BPOM Diminta Awasi

27 Maret 2025 - 23:56 WIB

Temuan Kandungan Mangan Berlebih dalam AMDK Situbondo, BPOM Diminta Awasi
Trending di Kabar Viral