Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Pemerintah

DKP Probolinggo Lakukan Evaluasi Intervensi Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bagi Bumil dan Baduta

badge-check


DKP Probolinggo Lakukan Evaluasi Intervensi Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bagi Bumil dan Baduta Perbesar

Probolinggo, Patrolihukum.net- Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Probolinggo terus menunjukkan komitmen kuat dalam menangani masalah stunting melalui program intervensi pangan bergizi. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah evaluasi intervensi kewaspadaan pangan dan gizi di Kantor Kecamatan Banyuanyar pada Selasa (8/7/2025) siang.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program pemberian bantuan beras fortifikasi jenis Fortivit kepada kelompok rentan stunting yang diluncurkan pada akhir April 2025 lalu.

DKP Probolinggo Lakukan Evaluasi Intervensi Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bagi Bumil dan Baduta

Evaluasi ini dihadiri oleh Kepala DKP Kabupaten Probolinggo Yahyadi, Kepala Bidang Penanganan Kerawanan Pangan DKP Kabupaten Probolinggo Nurul Komaril Asri, perwakilan Kecamatan Banyuanyar serta Kepala Puskesmas Ariska Banyuanyar dan Kepala Puskesmas Klenang Kidul Muhamad Iskhak bersama para ahli gizi puskesmas.

Program beras fortifikasi sendiri menyasar 483 penerima manfaat terdiri dari 372 ibu hamil (bumil) dan 111 balita di bawah dua tahun (baduta) yang memiliki risiko tinggi mengalami stunting. Masing-masing penerima mendapatkan bantuan sebanyak 20 kilogram beras selama dua bulan.

Beras Fortivit sendiri telah diperkaya dengan mikronutrien penting seperti zat besi, asam folat, zinc dan vitamin B kompleks. Mikronutrien ini berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang janin serta mencegah kelahiran dengan berat badan rendah (BBLR), yang menjadi salah satu penyebab utama stunting.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Probolinggo Yahyadi menyampaikan optimisme tinggi terhadap keberhasilan program intervensi kewaspadaan pangan dan gizi dalam menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Banyuanyar.

“Program intervensi ini merupakan bagian dari 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo. Fokus utamanya adalah pemberian beras fortifikasi kepada ibu hamil (bumil) dan balita di bawah dua tahun (baduta) yang berisiko tinggi mengalami stunting. Total 483 penerima manfaat menerima bantuan yang terdiri dari 372 bumil dan 111 baduta,” katanya.

Menurut Yahyadi, dalam evaluasi bersama lintas sektor yang melibatkan DKP, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Puskesmas (Banyuanyar dan Klenang Kidul) dan Kecamatan Banyuanyar, efek dari bantuan beras fortifikasi sudah terlihat signifikan.

“Alhamdulillah, meskipun beberapa ibu tergolong KEK (Kekurangan Energi Kronis), bayi yang dilahirkan tetap sehat dan memiliki berat badan normal. Ini sudah menunjukkan dampak positif dari intervensi kita,” jelasnya.

Yahyadi menekankan meskipun durasi program baru berjalan dua bulan, hasil awal menunjukkan bahwa strategi ini tepat sasaran. Ia meyakini jika durasinya diperpanjang, Kabupaten Probolinggo bisa mencapai target nol stunting pada tahun 2026.

“Kalau durasi intervensi ini diperpanjang lebih dari dua bulan, saya yakin Insya Allah tidak akan ada lagi stunting di Kabupaten Probolinggo. Ini sudah terbukti secara kasat mata, tinggal kita perkuat data dan validasinya bersama Dinkes dan DP3AP2KB,” tegasnya.

Lebih lanjut Yahyadi mendorong agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain turut mengarahkan program intervensi ke kelompok bumil dan baduta, karena dua kelompok ini merupakan indikator utama keberhasilan pencegahan stunting.

“Kita harus satu arah. Kalau semua OPD intervensinya ke bumil dan baduta, hasilnya akan jauh lebih besar. Karena dari sinilah potensi stunting bisa dicegah sejak dini,” pungkasnya. (Bambang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Apel Kebangsaan Jaga Indonesia, Jogo Tulungagung

2 September 2025 - 12:15 WIB

Apel Kebangsaan Jaga Indonesia, Jogo Tulungagung

Mengapa Pejabat Tangsel Bungkam? Dugaan Kerugian Anggaran Tercium di Laporan BPK

2 September 2025 - 11:20 WIB

Mengapa Pejabat Tangsel Bungkam? Dugaan Kerugian Anggaran Tercium di Laporan BPK

Sinergi TNI-Polri Dan Pemkab HST, Gelar Doa Bersama untuk Keselamatan dan Persatuan Bangsa

1 September 2025 - 13:11 WIB

Sinergi TNI-Polri Dan Pemkab HST, Gelar Doa Bersama untuk Keselamatan dan Persatuan Bangsa

Pemerintah Desa Karanggeger Bersama Perumahan Pajarakan Gelar Jalan Sehat

31 Agustus 2025 - 15:52 WIB

Pemerintah Desa Karanggeger Bersama Perumahan Pajarakan Gelar Jalan Sehat

Pemerintah Kota Tangerang Mandul? Warga Jati Korban Banjir Akibat Ruko, Langkah Tegas Mana!

30 Agustus 2025 - 21:46 WIB

Pemerintah Kota Tangerang Mandul? Warga Jati Korban Banjir Akibat Ruko, Langkah Tegas Mana!
Trending di Kabar Viral