PROBOLINGGO – Untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua pasar tradisional di Kota Probolinggo pada Kamis (7/3). Dalam sidak tersebut, ia menemukan berbagai permasalahan yang dikeluhkan pedagang, mulai dari akses pasar yang kurang efektif, pedagang liar yang berjualan di trotoar, hingga drainase yang buruk.
“Hari ini kita bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) meninjau dan mengecek harga-harga kebutuhan pangan di dua pasar tradisional Kota Probolinggo, terutama menjelang Lebaran,” ujar Aminuddin saat sidak.

Pasar Baru menjadi lokasi pertama yang dikunjungi. Begitu tiba, Wali Kota langsung mengecek ketersediaan sembako di salah satu toko. Dari hasil pemantauan, harga kebutuhan pokok masih relatif stabil. Beras medium dijual Rp 12.500 per kilogram, beras premium Rp 15.000 per kilogram, telur ayam Rp 28.500 per kilogram, dan minyak goreng kemasan Rp 18.000 per liter.
Namun, beberapa pedagang mengeluhkan harga kopi yang masih mahal. Selain itu, mereka juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap menurunnya jumlah pembeli akibat banyak pedagang yang berjualan di luar pasar. “Pedagang di luar itu gak mau masuk, jualannya di trotoar. Jadinya pembeli juga jarang sampai masuk ke dalam pasar seperti ini,” keluh Bawon, seorang pedagang ayam.
Tak hanya itu, kondisi Pasar Baru juga memprihatinkan. Beberapa pedagang mengeluhkan sulitnya akses masuk, permasalahan sampah, hingga drainase yang buruk. Salah satu pedagang menyebut bahwa saat hujan, lantai pasar tergenang air, bocor, dan menjadi kotor serta becek, terutama di area los ikan di sisi selatan pasar.
Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Wali Kota Aminuddin segera berkoordinasi dengan jajaran terkait, di antaranya Kapolres Probolinggo Kota AKBP Oki Ahadian Purwono, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (DKUP) Fitriawati, serta Kepala BPPKAD Ratri Dian Sulistyawati.
“Untuk Pasar Baru, yang dikeluhkan adalah jalur aksesnya yang kurang efektif. Solusinya, Pemkot akan membuka jalan tembus dari tanah aset yang saat ini masih digunakan pedagang hingga Agustus. Sehingga, September nanti lahan tersebut bisa kita buka,” jelas Aminuddin.
Selain Pasar Baru, Wali Kota juga meninjau Pasar Gotong Royong. Di lokasi kedua ini, permasalahan serupa ditemukan. Akses masuk ke dalam pasar dinilai kurang memadai, sehingga banyak pembeli yang lebih memilih bertransaksi di luar.
“Prinsipnya sama, di sini juga akses masyarakat ke dalam pasar kurang terbuka. Solusinya, akan ada pembongkaran di salah satu sisi pasar agar aksesnya lebih luas dan masyarakat lebih nyaman berbelanja di dalam,” tandasnya.
Pemerintah Kota Probolinggo berkomitmen untuk segera melakukan pembenahan agar aktivitas jual beli di pasar tradisional tetap berjalan lancar, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri. (Bng)