
Gambar Ilustrasi
Patrolihukum.net — Minggu (30/6/2024), Dalam sejarah Islam, kita sering menjumpai sosok wanita teladan seperti Siti Khadijah, Ratu Bilqis, Siti Hajar, dan Siti Rahmah. Mereka dikenal sebagai wanita yang mampu mengkoordinasikan berbagai aspek kehidupan mereka tanpa mengganggu kodratnya sebagai wanita dan emansipasinya terhadap pria, khususnya dalam rutinitas.
Sikap teladan mereka hingga kini terus dijadikan panutan dan inspirasi, karena bernilai wawasan luas dan bersifat sugestif tinggi. Sulit menemukan wanita dengan karakter seperti mereka. Oleh karena itu, masyarakat dari masa ke masa selalu menampakkan kekaguman mereka dengan berbagai cara.

Meskipun telah tiada, keteladanan mereka masih terus tertulis dalam catatan sejarah yang tersebar di seluruh dunia. Keteladanan ini secara tidak langsung memberi semangat kepada wanita untuk merenungkan eksistensi diri yang sebenarnya dan memberi inspirasi kepada masyarakat dalam bentuk pola dan nuansa moral yang menyejukkan.
Dari segi kewanitaan, mereka bisa menjaga identitasnya sebagai wanita tanpa menyinggung perasaan pria. Mereka memperjuangkan semua itu tanpa menimbulkan kesan melawan pria. Mereka menciptakan perkumpulan wanita tanpa dimaksudkan untuk menunjukkan eksklusifitas dari pria. Dalam hal perkataan, mereka mengeluarkan untaian kalimat yang lembut dan sopan sehingga tidak memberi kesan merayu.
Siti Khadijah, misalnya, dikenal sebagai wanita terhormat bukan hanya karena berasal dari keluarga terhormat dengan kekayaan melimpah, tetapi juga karena akhlak mulia yang selalu diperbuatnya, terutama sejak memeluk agama Islam. Siapa saja yang menjumpainya akan langsung memberi hormat dan menyapanya secara spontan. Setelah menjadi istri Nabi Muhammad SAW, ia mampu menempatkan posisinya secara proporsional sesuai dengan Agama Islam. Kesetiaan dan pengorbanan Khadijah untuk kegiatan sang suami berlangsung siang-malam, baik untuk urusan duniawi maupun ukhrawi.
Ratu Bilqis dikenal sebagai wanita perkasa dari golongan keras dengan kekuasaan raksasa. Namun, setelah dinikahi Nabi Sulaiman, ia mampu menempatkan posisinya dengan tepat sebagai ibu rumah tangga maupun permaisuri istana.
Siti Rahmah menunjukkan kesetiaan dan penghormatannya terhadap Nabi Ayub meskipun dalam kondisi sulit. Ketika Nabi Ayub tertimpa kusta berat dan diasingkan masyarakat, cintanya tidak berkurang sedikit pun. Ia bahkan rela memotong dan menjual rambutnya demi mendapatkan makanan untuk suaminya.
Siti Hajar mengagumkan banyak cendekiawan karena kehebatan, keperkasaan, dan kesabarannya dalam menjalani hidup. Ia mempelopori pembangunan Mekkah, yang awalnya dianggap sebagai daerah tidak cocok untuk dihuni. Kesabaran dan perjuangannya menjadikan Mekkah tempat yang terhormat bagi seluruh umat manusia.
Dalam membina hubungan dengan sanak famili, para wanita teladan ini memperlihatkan sikap yang sesuai dengan ajaran akhlak yang diridhai Allah SWT. Mereka memahami konsep emansipasi secara proporsional sesuai dengan kodratnya sebagai wanita. Penghormatan dan kesetiaan mereka yang mendalam terhadap suami menciptakan suasana rumah tangga yang bahagia, sejahtera, dan harmonis.
Tindak-tanduk mereka membuat suami menyayangi, menghormati, dan menghargai mereka. Para wanita teladan ini telah menunjukkan karakter dan potensi wanita yang mengagumkan dalam tugas sehari-hari, menjadi motivator dan inspirator bagi kaum wanita.
Dengan demikian, emansipasi telah diperjuangkan dan dipraktikkan oleh para muslimah teladan seperti mereka. (Nasrullah Idris/Bahan Dari Berbagai Sumber)