Widang – Bengawan Solo di Wilayah Kecamatan Widang memasuki Siaga Kuning pada Rabu (7/2/24) kemarin. Akibatnya rumah warga di beberapa desa mulai tergenang air.
“Dari data pengamatan Bengawan Solo Hilir pada Rabu (7/2/24) pukul 15.00 WIB papan ukur di Babat memperlihatkan tinggi debet air Bengawan Solo mencapai 8.48 m.
Penyebabnya adalah hujan deras yang terjadi di wilayah hulu Bengawan Solo, di antaranya Madiun, Pacitan, Ngawi, serta Bojonegoro.
“Bengawan Solo di Wilayah Kecamatan Widang pun mengalami kenaikan debet air yang cukup signifikan dan sangat cepat, ” ujar Kapolsek Widang IPTU Narko, S.H.
Air Sungai terpanjang di Pulau Jawa ini pun mulai menggenangi pemukiman warga dan persawahan, dengan tinggi genangan bervariasi.
Adapun pemukiman warga yang sudah mulai tergenang kemarin di antaranya di Desa Patihan, Desa Ngadipuro, Desa Simorejo dan Desa Kedungharjo. Ini merupakan Desa yang bersentuhan langsung dengan bibir Sungai Bengawan Solo, ” jelas IPTU Narko.
Ini data rumah warga yang terdampak banjir kemarin. Untuk Desa Kedungharjo yakni : Karsadi RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Karmu RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Munasri RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Solikah RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Haryati RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Musaeni RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Yuliati RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Yatimah RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar, Siti dan Zaenab RT. 17 RW. 02 Dusun Tangar.
” Selanjutnya Desa Simorejo Dusun Gilis RW 03 RT 05 sebagai berikut : Kaswan 70 tahun, Setiawan 30 tahun, Sunaji 60 tahun, Ali Suprapto 48 tahun, Siti Nafi’ah 60 tahun, Imam Hanafi 53 tahun, Sukandar 65 tahun, Sunarti 52 tahun dan Purwanto 40 tahun, ” terang Kapolsek.
Sedangkan untuk Desa Patihan dan Desa Ngadipuro yang terdampak banjir hanya persawahan dan pekarangan serta jalan desa, belum sampai menggenangi rumah. Hari ini Kamis (8/2/24) kondisi jalan desa sudah tidak terendam air lagi, karena debit air di Bengawan Solo mulai turun, ” pungkasnya.
Kontributor : B2
Published : Humas