Patrolihukum.net, Minggu (30/6/2024) — Penulis legendaris Rusia, Fyodor Dostoevsky, pernah menyampaikan pemikiran mendalam tentang arti hidup dan kematian. Dalam salah satu kutipannya, Dostoevsky mengingatkan bahwa setelah kematian, kita akan cepat dilupakan. “Orang tidak akan banyak mengingatmu setelah kematianmu. Setelah beberapa hari, kamu akan dilupakan, seolah-olah kamu tidak pernah lahir dan tidak pernah ada,” tulis Dostoevsky.
Dostoevsky menegaskan bahwa dengan kedatangan generasi baru, nama kita akan sepenuhnya terhapus. “Mereka tidak akan mengingat siapa kamu, atau prinsip-prinsip yang selalu kamu pegang. Mereka tidak akan mengingat apakah kamu berani dan berbudi luhur atau jahat dan korup,” lanjutnya.

Penulis besar itu menekankan pentingnya menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita sendiri, karena hidup adalah milik kita dan hari-hari yang berlalu tidak akan pernah kembali. “Hiduplah sesuai keinginanmu, dengan cara yang membuatmu bahagia karena hidupmu adalah milikmu,” saran Dostoevsky.
Menguatkan pandangan Dostoevsky, refleksi ini mengatakan bahwa seratus tahun dari sekarang, pada tahun 2123, kita semua akan berada di bawah tanah bersama orang-orang terkasih dan teman-teman kita. Orang asing akan tinggal di rumah kita dan mengelola properti kita tanpa mengetahui apa-apa tentang kita.
Dalam rentang hidup alam semesta, kehadiran kita hanyalah sesaat, yang akan hilang seketika. Oleh karena itu, penting untuk merenungkan status sebenarnya dari keberadaan kita dan memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan bijaksana. “Seratus tahun kemudian, dalam kegelapan dan kesunyian, kita akan menyadari betapa tidak bermaknanya dunia ini, dan betapa bodohnya impian kita,” tutup refleksi tersebut.
Melalui kata-katanya, Dostoevsky mengajak kita untuk hidup dengan cara yang berarti dan melakukan perbuatan baik selama kita masih hidup. Sebuah pengingat yang kuat untuk menjalani hidup dengan penuh makna dan integritas.
(**)