
Foto Ilustrasi
**Jakarta, 29 Juni 2024** – Kedaulatan pertahanan Indonesia semakin menjadi fokus utama dengan upaya keras pemerintahan baru untuk merevitalisasi industri pertahanan nasional. Program-program prioritas yang telah berlangsung selama satu dekade terakhir ini kini sedang menjalani proses tinjau ulang mendalam guna memastikan efektivitas dan relevansi mereka dalam menghadapi tantangan masa depan.
Sebagai negara berkembang, Indonesia telah menaruh perhatian besar pada pengembangan kapal selam, propelan, dan pesawat tanpa awak sebagai prioritas utama. Namun demikian, hanya tiga dari sepuluh program yang awalnya direncanakan berhasil mencapai fase produksi massal, sementara sisanya dianggap belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Menteri Pertahanan yang baru, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa kebijakan industri pertahanan yang baru akan mengatasi hambatan teknologi tinggi dan kompleksitas sistem senjata. Dalam era baru ini, fokus akan diberikan pada pembangunan kekuatan jangka panjang yang diawali dengan periode 2025-2029, menggantikan Minimum Essential Force 2010-2024.
“Komitmen untuk mengurangi jumlah program prioritas industri pertahanan dari sepuluh menjadi tiga merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dan menghasilkan produk yang berkualitas,” kata Menteri Prabowo dalam konferensi persnya.
Tinjau ulang ini juga merupakan bagian dari strategi untuk memberikan prioritas pada kegiatan-kegiatan kunci yang dijanjikan selama kampanye pemilu presiden, mencerminkan komitmen pemerintah baru dalam memenuhi harapan masyarakat atas kedaulatan pertahanan yang lebih kuat.
Di sisi lain, analis pertahanan menyatakan bahwa meskipun tantangan besar terus ada, langkah-langkah ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan domestik dan memperkuat posisinya di panggung internasional.
(Redaksi)