Probolinggo, JAWA TIMUR – Pemandangan penuh semangat kekeluargaan tersaji di Dusun Tugusari, Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Warga dari kalangan Suku Tengger secara sukarela turun tangan membantu proses pembangunan jalan lingkungan tanpa diminta. Tradisi gotong royong yang masih melekat kuat menjadi kunci keberhasilan pengerjaan proyek pembangunan jalan dengan paving blok sepanjang 149 meter dan lebar 2,7 meter ini.
Pembangunan ini menggunakan Dana Desa tahap pertama tahun anggaran 2025 dengan anggaran Rp152.427.000. Pengerjaan teknis dilaksanakan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) desa yang beranggotakan delapan orang ditambah pekerja profesional sebagai pendamping. Meski begitu, warga dari dusun lain yang memiliki lahan pertanian melintasi jalan tersebut juga berinisiatif membantu, menunjukkan rasa tanggung jawab kolektif yang tinggi.

Salah satu warga Dusun Tugusari, Wanto menjelaskan, “TPK memang melibatkan warga setempat dan pekerja profesional. Warga Tengger memang seperti ini, kalau ada pembangunan jalan pasti ikut turun tangan. Selain itu kami juga langsung mengawasi agar pengerjaan sesuai standar dan bisa segera ditambal jika ada kekurangan.” Ungkapnya ke media ini penuh semangat
Media menghubungi Kepala Desa Wonokerso, Karwoto, melalui sambungan WhatsApp, yang saat itu sedang mengurus lahan pertaniannya. Karwoto menegaskan proyek ini murni melibatkan warga Dusun Tugusari, sebagai bagian dari kebijakan pemberdayaan masyarakat desa. Ujarnya
“Setiap pembangunan selalu kami libatkan warga agar kualitasnya terjaga dan mereka bisa langsung mengawasi. Kami juga koordinasi dengan Babinsa. Ini juga bagian dari upaya mengurangi pengangguran di desa,” ungkap Karwoto melalui pesan WhatsApp, Selasa (27/5/2025).
Untuk memastikan mutu, pemerintah desa tetap menghadirkan tenaga profesional sebagai pendamping teknis. Hal ini memastikan standar konstruksi terpenuhi dan sekaligus memberikan kesempatan belajar bagi warga.
“Meski warga ikut bekerja tanpa disuruh, kualitas tetap nomor satu. Kami pastikan tiap tahap diawasi pendamping berpengalaman,” tambah Karwoto.
Antusiasme warga sangat tinggi. Salah seorang warga mengaku bersyukur dengan perbaikan jalan yang sudah lama dinantikan. “Sebelumnya jalan ini becek saat hujan dan berdebu saat kemarau. Sekarang sudah bagus, nyaman dipakai ke ladang dan anak-anak ke sekolah,” katanya.
Partisipasi warga tidak hanya tenaga, tapi juga pengawasan ketat agar penggunaan dana tepat sasaran. Babinsa Koramil 0820/11 Sumber turut terlibat menjaga keamanan dan kelancaran kegiatan.
Babinsa bertugas menjembatani komunikasi antara warga, pemerintah desa, dan pihak keamanan sehingga pembangunan berjalan tertib dan transparan.
Kekompakan warga Dusun Tugusari mencerminkan nilai kebersamaan yang kuat, khususnya di kalangan Suku Tengger. Keterlibatan aktif ini mempercepat pembangunan sekaligus memperkuat rasa memiliki terhadap hasilnya.
“Kalau warga merasa memiliki dan terlibat, hasilnya pasti lebih baik dan manfaatnya lebih lama dirasakan,” pungkas Karwoto.
Semangat gotong royong dan pengawasan kolektif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa lain untuk pembangunan yang partisipatif dan berkelanjutan.
Pewarta: Edi D
Published: Editor Redaksi