Wajo // Patrolihukum.net – Dugaan praktik mafia BBM bersubsidi di Kabupaten Wajo kembali mencuat. Kali ini, diduga seorang wartawan menjadi korban intimidasi dengan parang saat mencoba mendokumentasikan aksi dugaan penyelundupan solar. Kejadian ini terjadi pada Selasa (25/03/2025) sekitar pukul 02.30 dini hari di Jalan Poros Bone-Wajo, Kecamatan Pammana.
Insiden bermula ketika sebuah mobil pick-up yang diduga mengangkut BBM bersubsidi jenis solar terjebak di samping Islamic Center. Kendaraan tersebut tidak bisa bergerak karena ban belakang sebelah kiri amblas ke dalam tanah akibat kelebihan muatan. Ditemukan lebih dari 70 jeriken solar dalam mobil tersebut.

Saat wartawan dari Jelajahpos.com mendekati lokasi untuk mengambil gambar dan meminta klarifikasi, salah satu pelaku yang dikenal dengan inisial “Sl” langsung bereaksi agresif. Ia menolak difoto dan diduga bahkan mengancam wartawan dengan sebilah parang yang diambil dari mobil pick-up.
Sopir kendaraan, yang diketahui bernama IH, mengaku sedang mengangkut solar yang diperoleh dari luar daerah. Namun, yang mengejutkan, rekannya “Sl” tampak dalam kondisi mencurigakan dan diduga berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.
“Saya tidak memotretnya, tapi saya videokan. Ini bukti bahwa mafia solar di Wajo tidak memandang waktu untuk melakukan dugaan penyelundupan, baik siang maupun malam,” ungkap wartawan tersebut.
Merasa aksinya terekam, “Sl” langsung merespons dengan nada yang diduga mengancam. “Terus itu video mau diapakan?” teriaknya sambil menurunkan parang dari mobil.
Lebih lanjut, IH mengungkapkan bahwa mereka hanya bekerja atas perintah seseorang bernama “AI” yang berdomisili di Siwa. “Kita bicara saja sama bos saya, AI,” katanya kepada wartawan.
Peristiwa ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Wartawan Jelajahpos.com menuntut Kapolres Wajo dan Kasat Reskrim Polres Wajo untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku.
“Kami meminta Kapolres Wajo dan Kasat Reskrim untuk menangkap tiga pelaku ini, yakni AI, Sl, dan IH,” tegas wartawan tersebut.
Kasus ini menunjukkan bahwa praktik mafia BBM bersubsidi masih merajalela di Wajo. Para pelaku tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berani melakukan dugaan intimidasi terhadap jurnalis yang menjalankan tugasnya.
Penindakan tegas sangat diperlukan untuk menghentikan perbuatan yang diduga ilegal ini serta memastikan BBM bersubsidi benar-benar sampai kepada masyarakat yang berhak. (***)
(Redaksi Tim)